Blog ini mengeksplorasi dan menampilkan teori-teori ilmu sosial dan politik, hukum, kependidikan, ekonomi, yang dapat dijadikan sebagai referensi dan pisau analisis dalam melakukan penelitian.

Pengaruh Produk Terhadap Minat Konsumen

27 Desember 2008

Pengaruh Produk terhadap Minat Konsumen
Berikut ini akan diberikan beberapa difinisi tentang minat konsumen dari para ahli pemasaran.
Menurut Philips Kotler (1995 : 711), minat adalah :
"Dimana minat atau keinginan adalah suatu respon efektif atau proses merasa atau menyukai suatu produk tapi belum melakukan keputusan untuk membeli."
Menurut Keith Davis dan Jhon W. Newstron (1993 : 66), minat adalah :
"Minat atau keinginan merupakan kebutuhan yang telah dimodifikasi oleh lingkungan seseorang atau konsumen".
Menurut Winardi (1996 ; 35), Minat adalah :
"Suatu rangsangan yang datang dan timbul dari hati setelah melihat produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen".
Menurut Bambang Hairsoyo (1997 : 18), minat adalah :
"Keinginan atau daya tarik yang timbul terhadap suatu barang dan jasa, namun belum terealisasi dengan baik atau nyata".
Menurut E.Jerome McCarthy William D.Perreault: (1996 ; 136), Minat adalah :
"Minat atau keinginan (Wants) ' kebutuhan " yang terkondisi (dipelajari) selama kehidupan seseorang."


Definisi ini menyatakan bahwa minat / keinginan merupakan wujud dari kebutuhan dengan demikian E. Jerome Mcharty mengatakan bahwa uraian-uraiannya seringkali menggunakan konsep kebutuhan dan minat atau keinginan secara bergantian, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Pengaruh psikologis dan diri konsumen.
Terdapat pandangan yang berbeda-beda terhadap proses keputusan yang dilakukan oleh konsumen. Karena setiap keputusan yang dilakukan oleh konsumen secara logis membandingkan sejumlah pilihan dalam kaitannya dengan biaya yang
diterima untuk memperoleh kepuasan terbesar dari waktu dan yang dikeluarkan.
Setiap konsumen termotivasi oleh keinginan dan kebutuhan, dimana kebutuhan merupakan kekuatan yang pertama yang termotivikasi seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan kebutuhan sifatnya lebih mendasar daripada keinginan/minat, sehingga suatu kebutuhan/keinginan tidak terpenuhi, hal ini akan menimbulkan dorongan dan keinginan merupakan rangsangan yang kuat sehingga menimbulkan tindakan untuk mengurangi kebutuhan.
Dengan demikian pembeli produk atau jasa adalah akibat dari dorongan untuk memenuhi keinginan/minat tersebut. Menurut E.Jeromi. MeCarthy Wiliam D. Perreault, JR : (1996 : 139), minat adalah :
"Semua konsumen memiliki daya minat/keinginan konsumen yang mungkin memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu".

Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besar pasar yang akan dilayani, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dilayani oleh organisasi dan menentukan berbagai produk, jasa, dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut.
Menurut Philip Kotler (2002:9) pengertian pemasaran adalah:
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk yang lain”.
Sedangkan menurut William J. Stanton (1994:6):
“Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi”.
Dalam pengertian pemasaran modern terkandung unsur manajemen, karena mencakup kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan, misalnya penentuan harga, promosi dan lain-lain. Manajemen pemasaran terjadi bila setidaknya satu pihak dalam pertukaran potensial memikirkan sasaran dan cara mendapatkan tanggapan yang dikehendaki dari pihak lain.
Menurut Kotler (2002:9) definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : “Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa, untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan organisasi”.
Kegiatan pemasaran harus didasari suatu konsep atau falsafah yang matang untuk pemasaran yang efisien, efektif dan bertanggung jawab.

2.2 Falsafah Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2002:19-22), terdapat lima konsep yang menjadi dasar bagi perusahaan maupun organisasi-organisasi lainnya dalam melakukan kegiatan pemasaran mereka, yaitu:
1) Konsep Berwawasan Produksi.
2) Konsep Berwawasan Produk.
3) Konsep berwawasan Menjual.
4) Konsep Berwawasan Pemasaran.
5) Konsep Berwawasan Pemasaran Bermasyarakat.

ad. 1) Konsep Berwawasan Produksi.
Konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya. Manajer organisasi yang berwawasan produksi memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas.
ad. 2) Konsep Berwawasan Produk.
Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya. Manajer dalam organisasi berwawasan produk memusatkan perhatiannya untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya.
ad. 3) Konsep Berwawasan Menjual.
Konsep berwawasan menjual berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja, konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa konsumen yang enggan membeli harus didorong supaya membeli lebih banyak melalui berbagai media pendorong penjualan (Sales Stimulating Devices).
ad. 4) Konsep Berwawasan Pemasaran.
Konsep berwawasan pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai kebutuhan sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terkoordinasi dan keuntungan.
ad. 5) Konsep Berwawasan Pemasaran Bermasyarakat.
Konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Dalam konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat ada tiga pertimbangan dalam menentukan kebijakan pemasaran perusahaan yaitu : laba (dari segi perusahaan), pemuasan kebutuhan (dari segi pelanggan) dan kemakmuran manusia (dari segi masyarakat). Pada mulanya perusahaan mendasarkan pada memaksimalkan keuntungan jangka pendek.
Kemudian mereka menyadari pentingnya memenuhi keinginan konsumen dalam jangka panjang yang menimbulkan konsep berwawasan pemasaran. Sekarang mereka mulai mempertimbangkan kepentingan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

2.3 Bauran Pemasaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang arti serta peranan bauran pemasaran, maka pertama-tama kita lihat dahulu batasan mengenai bauran pemasaran atau marketing mix. Ada beberapa pendapat mengenai marketing mix antara lain menurut Basu Swastha (1996:160) yang mengemukakan bahwa: "Bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 variabel atau atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem perusahaan yaitu : produk, struktur harga, kegiatan, promosi dan sistem distribusi".
Dari definisi di atas, disebutkan bahwa bauran pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi dari keempat input yang merupakan inti dari sistem pemasaran suatu organisasi. Keempat elemen ini adalah penawaran produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Pendapat lain mengenai marketing mix menurut Philip Kotler (1997:71), adalah : " bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-vambel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan dan mempertahankan pangsa pasar dalam pasar sasaran.”
Keempat unsur dalam bauran pemasaran saling berhubungan dengan manajer pemasaran hendaknya dapat menerapkan bauran pemasaran seefektif mungkin dan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi yang berubah-ubah, misalnya perusahaan melakuakn perbaikan produk, perubahan harga, meningkatkan kegiatan promosi, melakukan perubahan sahiran distribusi dan sebagainya.
Dengan penerapan bauran pemasaran yang tepat, diharapkan dapat tercapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Menurut Philip Kotler (1997:71), unsur-unsur bauran pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
“ 1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Promosi (Promotion)
4. Distribusi (Place)”

ad 1. Produk (Product)
Setelah menetapkan suatu produk sebagai bidang usahanya, maka perusahaan bertanggung jawab pula untuk mengembangkannya. Hal ini mencakup keputusan untuk menambah, mengurangi bahkan mengadakan perubahan jenis produk sesuai dengan perkembangannya dan juga selaras dengan pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan.

ad 2. Harga (Price)
Harga akan mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta pangsa pasar perusahaan. dalam menetapkan harga, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga baik secara langsung maupun tidak lagnsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara latigsung adalah harga baik bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran.
Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung adalah harga produk sejenis yang dijual oleh pesaing, pengaruh harga teriiadap produk subsitusi serta discount untuk para penyahir dengan pelanggan.

ad 3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran dengan tujuan memberitahukan kepada pasar sasaran mengenai produk perusahaan. Promosi terdiri dari : periklanan (advertising) penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan {sales promotion) dan publisitas (publicity). Dengan kegiatan promosi ini perusahaan berusaha membujuk calon pembeli agar membeli produk yang ditawarkan.



Ad 4. Distribusi (Place)
Tempat meliputi masalah membawa produk yang tepat ke pasar pasaran. Barang-barang dan jasa-jasa bergerak ke pelanggan melalui saluran distribusi. Saluran distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke pemakai akhir atau pelanggan pada waktu yang tepat
Agar penyalur produk dari perusahaan ketempat yang dituju dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu maka perusahaan dapat bekerja sama dengan satu atau beberapa perantara. Selain pemiilhan saluran distribusi yang baik, perusahaan perlu pula mengembangkan dstribusi fisik yang meliputi: transportasi, penyimpanan, pengawasan, persediaan dan pengepakan. Kedua faktor ini berhubungan erat dalam keberhasilan pemasaran produk perusahaan.

2.4 Produk
2.4.1 Pengertian Produk
Unsur yang terpenting dalam bauran pemasaran adalah produk, arena suatu proses pemasaran baru akan terjadi bila ada produk yang hendak ditawarkan. Produk adalah segala sesuatu, baik yang disukai maupun yang tidak disukai, yang diterima seseorang dalam pertukaran. Produk merupakan atribut yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang mencakup kegunaan fungsional, sosial dan psikologis.
Suatu produk dapat berupa ide, pelayanan, barang atau kombinasi dari ketiganya. Perlu diingat bahwa penekanan produk bukan pada barang secara fisik, tetapi pada kegunaan produk itu dan diusahakan agar dikenal oleh konsumen sehingga menanamkan image yang kuat akan produk tersebut. Juga dalam mengembangkan produk-produknya perusahaan harus melihat pada kebutuhan dan keinginan konsumen, yang harus dapat dipenuhi dengan tingkat mutu yang terjamin sehingga dapat mencapai kepuasan konsumen (Consumer Satisfaction).
Setelah masalah ini diselesaikan, maka keputusan-keputusan tentang harga, tempat dan promosi dapat dilaksanakan. Menurut Philip Kotler (2002:448), definisi produk adalah sebagai berikut : “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan”.
2.4.2 Atribut Produk
Menurut Kotler (2002:449), produk-produk terdiri dari beberapa komponen

yang meliputi :
a) Kualitas (Quality).
b) Ciri Khas (Features).
c) Pilihan (Option).
d) Bentuk (Style).
e) Merek (Brand).
f) Kemasan (Packaging).
g) Ukuran (Sizes).
h) Pelayanan (Service).
i) Jaminan (Warranties).
j) Pengembalian (Returns)

2.4.3 Tingkatan Produk dan Klasifikasi Produk
Tingkatan dan Klasifikasi Produk Menurut Kotler (2002:449-450), dalam merencanakan pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk, yaitu :
“ a. Produk Inti (Core Product)
b. Produk Dasar (Basic Product)
c. Produk yang diharapkan (Expected Product)
d. Produk yang ditingkatkan (Augemented Product)”

ad a) Produk Inti (Core Product).
Yaitu harapan psikologis atau emosional yang diharapkan produsen
dari konsumen yang membeli produk.
ad b) Produk Dasar (Basic Product).
Yaitu bentuk lahiriah dari produk yang menambah image produk di mata konsumen, seperti kemasan, label, dan lain-lain.
ad c) Produk yang diharapkan (Expected Product).
Yaitu kumpulan atribut dan kondisi yang diharapkan bila membeli suatu produk, seperti faktor keselamatan.
ad d) Produk yang ditingkatkan (Augemented Product).
Yaitu produk yang telah disempurnakan, seperti delivery time, credit term, after sales services, dll. Perusahaan memberikan jasa dan manfaat tambahan sehingga membedakannya dengan produk pesaing.
Kotler (2002:451), produk dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok menurut daya tahan dan wujudnya :
“ a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods).
b) Barang tahan lama (durable goods).
c) Jasa (service). “
ad. a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods).
Yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan. Contoh : sabun dan bir.
ad. b) Barang tahan lama (durable goods).
Yaitu barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contoh : lemari es, peralatan mesin, dan pakaian.
ad. c) Jasa (service).
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.
Contoh : reparasi, potongan rambut.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari. 1986. Mgt. Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE Yogyakarta.
Agus Ahyar. 1990. Mgt. Produksi Pengendalian Produksi. BPFE Yogyakarta.
Anton M Samosir. 1984. Budgeting, Universitas HBKP Nomensen Medan.
Bambang Riyanto. 1986. Dasar - dasar pembelanjaan perusahaan. FE.UGM, Yogyakarta.
Faisal Affif. 1984. Manajemen Modal Kerja. Penerbit CV. Remaja Karya, Bandung.
Gunawan Adisaputro. 1980. Manajemen Produksi Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Harsono. 1984. Manajemen Pabrik, Penerbit Balai Aksara.
Mursid M, 2003, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ketiga, PT Bumi Aksara, Jakarta
Sukanto Reksohadiprotijo dan Indriyo Gito Sudanno. 1993. Manajemen Produksi. FE. UGM, Yogyakarta.
Swasta, Baso. 1984. Azas - Azas marketing. Yogyakarta : Liberty.
Kotler, Philip. 1984. Manajemen Pemasaran : Northwestern University
Kotler, Philip, 1995. Dasar-dasar Pemasaran , cetakan 1, Jakarta : Penerbit Prehallindo,
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta
Winardi, "Manajemen Pemasaran " , cetakan Pertama, Bandung : Penerbit Sinar Bandung, 1996.



0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
 
© 2008 modified By zone-Template created by zone-Template