Blog ini mengeksplorasi dan menampilkan teori-teori ilmu sosial dan politik, hukum, kependidikan, ekonomi, yang dapat dijadikan sebagai referensi dan pisau analisis dalam melakukan penelitian.

ANALISIS BIAYA MUTU PADA HOTEL XXX

03 Januari 2009

Program : Strata I (satu)
Program Studi : Manajemen
Judul Skripsi : ANALISIS BIAYA MUTU PADA HOTEL BERLIAN ABADI BANYUWANGI

1.1 Latar Belakang
Perkembangan pesat dalam bisnis perhotelan saat ini telah menarik minat para pengusaha untuk ikut serta terjun ke bisnis ini, sehingga menimbulkan semakin tajamnya persaingan yang ada. Supaya dapat bersaing dengan baik diantara hotel-hotel yang semakin banyak jumlahnya, maka suatu hotel harus dapat meningkatkan mutu yang baik untuk mendapat kan laba yang maksimal.
Untuk mendapatkan mutu yang baik di dalam meningkatkan tingkat hunian, suatu hotel harus melaksanakan semua aktivitas dari setiap unit jasa hotel tersebut. Salah satu cara untuk membedakan sebuah hotel dengan hotel yang lainnya adalah mengetengahkan jasa yang bermutu tinggi daripada para pesaingnya. Kuncinya adalah menyesuaikan atau melebihi harapan pelanggan. Konsumen memilih para penyedia jasa atas dasar mutu jasa yang ditawarkan dan setelah menerima jasa, mereka membandingkannya dengan apa yang dikehendaki. Jika kenyataan yang dirasakan berada di bawah yang diharapkan, konsumen akan kehilangan kepercayaan kepada penyedia jasa. Jika kenyataan yang dirasakan sesuai dengan mutu yang dikehendaki, mereka akan terus menggunakan jasa yang ditawarkan penyedia jasa tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mengidentifikasikan keinginan konsumen dalam hal mutu.
Biaya mutu akan berguna untuk mencapai efisiensi didalam suatu perusahaan seperti yang diharapkan. Dengan adanya kualitas yang baik, maka tingkat hunian pun meningkat, dan biaya mutu pada hotel tersebut diharapkan menurun sesuai dengan adanya peningkatan kualitas. Jadi dalam rangka meningkatkan kualitas pasti telah menerapkan biaya mutu. Oleh karena itu, Penulis ingin mengetahui sejauh mana biaya operasional yang diterapkan mempengaruhi tingkat hunian, hingga tercapai profit yang optimum.



Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang diambil dalam penulisan skripsi ini adalah ANALISIS BIAYA MUTU TERHADAP TINGKAT HUNIAN HOTEL BERLIAN

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan:
Bagaimana peranan biaya mutu dapat meningkatkan tingkat hunian Hotel Berlian Banyuwangi?

1.3 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengertian judul, maka permasalahannya dibatasi hanya pada biaya operasional terhadap profitabilitas yang berhubungan dengan kamar tamu/hunian di Hotel Berlian.

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan dan manfaat yang dapat diperoleh dari peranan analisi biaya mutu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada Hotel Berlian.
2. Mengevaluasi biaya mutu yang diterapkan oleh Hotel Berlian dan pengaruhnya terhadap tingkat hunian.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran guna pengembangan perusahaan.

2. METODE ANALISIS DATA
2.1 Analisis Tingkat Hunian, dilakukan dengan menghitung:
2.2 Analisis Biaya Mutu di Departemen Kamar
2.3 Analisis Pareto

3. Pembahasan
3.1 Analisis Pareto
Analisis dengan menggunakan diagram pareto dibuat untuk mengarahkan pembahasan pada masalah biaya mutu yang terjadi di departemen kamar Hotel Berlian Abadi. Dari tabel distribusi data biaya berikut ini, maka departemen dapat dibuat diagram pareto untuk lebih dapat memusatkan perhatian terhadap masalah utama dan merupakan langkah utama untuk melaksanakan perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang ada.
Berikut ini perincian dan kategori serta total biaya mutu di departemen kamar.

4.2.2. Efisiensi Biaya Mutu yang Terjadi di Departemen Kamar
Setelah biaya-biaya tersebut diidentifikasikan kedalam masing-masing unsur biaya mutu, maka perlu dianalisis apakah biaya mutu yang terjadi didalam departemen kamar sudah efisien atau belum. Cara menganalisis yang terbaik untuk menentukan apakah biaya mutu sudah atau belum diterapkan adalah dengan melihat perilaku ke 7 biaya mutu tersebut pada beberapa kategori:
1) Biaya pencegahan (prevention cost) optimum bila tindakan memang teleh diarahkan pada proyek pengembangan.
a. Training expense
Biaya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dapat meningkatkan mutu terhadap tingkat hunian di dalam hotel. Bila dilihat dari perincian biaya yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 sebesar Rp 315.872,- dan tingkat penghunian juga pengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2008 sebesar 20,5%. Hal ini merupakan biaya mutu yang terjadi di hotel sudah efisien.
b. Stationary printing
Perlengkapan berupa alat tulis untuk keperluan tamu seperti brosur, map, bullpen, kertas surat, dll sudah terpenuhi di setiap kamar hotel. Selain itu Room Information, kelengkapan fasilitas hotel, pelayanan kamar dan desain dan pengaturan kamar mengalami peningkatan sebesar Rp 308.243,- dari tahun 2007 sampai 2008. Hal ini menunjukkan bahwa biaya mutu terhadap stationary printing belum efisien.
c. Biaya perawatan mesin
Pengeluaran biaya perawatan mesin untuk alat kebersihan kamar yaitu alat (vacum clearner) dan AC (air conditionar) rnengalami kenaikan sebesar Rp 170.733, -. Kenaikan biaya perawatan mesin ini memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan tingkat hunian kamar. Kamar yang kondisi AC-nya baik akan memberikan kenyamanan dan nilai tambah terhadap penjualan kamar. walaupun mengalami kenaikan biaya perawatan mesin ini belum efisien.
2) Biaya penilaian (appraisal cost) optimum jika biaya kegagalan yang terjadi mencapai titik maksimal, maksudnya adalah meskipun kegiatan penilaian ditambah, tingkat biaya kegagalan tidak mengalami perubahan atau tetap.
a. Cleaning equipment expense
Biaya untuk menjaga dan mengontrol peralatan-peralatan di dalam kamar agar meningkatkan mutu dan tingkat hunian kamar. Biaya untuk menjaga dan mengontrol peralatan-peralatan didalam kamar mengalami peningkatan sebesar Rp 1.818.519,- dari tahun 2007 sampai 2008.
b. Biaya air/aqua guard
Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga mutu dari air minum dan pengontrolan terhadap air diseluruh hotel mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007, Peningkatan yang terjadi untuk biaya penilaian terhadap air/aqua guard sebesar Rp 4.683.941,-
3) Biaya kegagalan internal dan eksternal (internal and eksternal cost) sudah optimum bila sudah tidak ada lagi cara lain yang lebih menguntungkan untuk mengurangi biaya kegagalan tersebut. Dengan kata lain peningkatan terhadap biaya penilaian, biaya pencegahan tidak berpengaruh terhadap penurunan biaya kegagalan.
Sebaliknya tindakan tersebut berdampak terhadap kanaikan biaya mutu secara keseluruhan. Jadi biaya pengendalian (pencegahan dan penilaian) meningkat seiring dengan peningkatan mutu, sedangkan biaya kegagalan (internal dan ekternal) menurun seiring dengan peningkatan mutu.
a. Biaya loss and damage
Barang-barang yang rusak dan hilang didalam kamar, bila dilihat pada perincian dan kategori biaya mutu sudah efisien. Karena antara tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan sebesar 100% atau realisasi biaya loss and damage ditahun 2008 hanya sebesar Rp O,-.
b. Biaya barang-barang linen rusak
Biaya linen seperti tirai sprei, handuk, selimut, dll yang rusak dalam proses pencucian atau digudang karena serangga atau hama, mengalami peningkatan sebesar Rp 140.623,- dari tahun 2007 sampai 2008. Hal ini menyebabkan biaya mutu terhadap barang-barang linen rusak belum efisien.
Pada perusahaan jasa perhotelan yang merupakan industri jasa penerapan biaya mutu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perusahaan manufaktur. Hanya saja ada perbedaan prinsip yaitu produk industri jasa ini adalah berupa jasa/pelayanan, sedangkan industri manufaktur pelayanan diklasifikasikan sebagai departemen pembantu maka pada industri jasa diklasifikasikan sebagai bahan baku utama.
Tetapi dalam usaha jasa perhotelan terdapat departemen pengendalaian mutu yang berfungsi untuk mengumpulkan data performa produk, mengatasi masalah mutu, merencanakan dan rnenganggarkan pengendalian mutu. Karena biasanya departemen pengendalian mutu ini terdapat dalam industri manufaktur/pabrik.
Pengendalian mutu adalah serangkaian teknik operasional dan aktivitas-aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk/jasa yang memenuhi persyaratan-persyaratan mutu.
Dapat dikatakan secara garis besarnya bahwa mutu di Hotel Berlian Abadi belum mencapai hasil yang maksimal, walaupun biaya penilaian dan pencegahan yang dilakukan sudah lebih besar dan biaya kegagalan yang terjadi sudah kecil, jadi biaya mutu tidak dapat dikatakan mencapai hasil yang maksimal, apabila hanya dengan biaya penilaian yang tinggi dan biaya kegagalan yang rendah saja, tetapi juga harus dilihat bagaimana hasil dari penerapan biaya mutu tersebut. Karena biaya penerapannya masih terlihat adanya mutu yang tidak berhasil mengurangi biayanya.
Penerapan biaya mutu pada industri jasa perhotelan bukan suatu hal yang penting sehingga hotel tersebut tidak mempunyai fungsi untuk mengendalikan seluruh kegiatan produktivitasnya dalam menditeksi sedini mungkin apabila terjadi kesalahan dalarn proses produksi sehingga produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu.
Maka untuk dimasa yang akan datang Hotel Berlian Abadi seharusnya menerapakan analisis biaya mutu yang nantinya akan berguna bagi manajemen dalam membuat perencanaan mutu ditahun berikutnya dengan menetapkan anggaran biaya.
Hal ini sangat berguna dalam meningkatkan mutu dan tingkat hunian hotel. Jadi dengan kata lain tingkat hunian itu sendiri memerlukan adanya biaya mutu. Untuk mencapai tingkat hunian yang tinggi maka biaya mutu yang dikeluarkan harus efisien.

4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil analisis data, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :
(1) Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yang pertama yaitu dengan menggolongkan biaya operasional sebagai biaya mutu tahun 2007 dan tahun 2008 dapat meningkatkan efisiensi tingkat hunian di Hotel Berlian Abadi atau usaha meningkatkan hunian pada Hotel Berlian Abadi memberikan pengaruh pada biaya mutu. Biaya kegagalan yang terjadi antara tahun 2007 dan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 1.31% lebih kecil dibandingkan biaya pengendalian (biaya penilaian dan biaya pencegahan).
(2) Biaya mutu yang terjadi di Hotel Berlian Abadi memberikan dampak yang positif terhadap tingkat hunian. Dengan peningkatan biaya mutu di Hotel Berlian Abadi, tingkat hunian pun mengalami peningkatan dari tahun 2007 yang dihuni sebanyak 359 orang dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi sebanyak 443 orang. Maka biaya mutu yang terjadi terhadap tingkat hunian dapat dikatakan efisien dan beriorientasi terhadap profit.

4.2.Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan oleh penulis adalah:
(1) Sebaiknya pihak Hotel Berlian Abadi menerapkan pelaporan dan analisis biaya mutu agar bisa terlihat dengan jelas komposisi dari masing-masing biaya mutu dan dapat dilihat kekurangannya yang masih harus mendapatkan perhatian.
(2) Hotel Berlian Abadi harus lebih kreatif dalam menciptakan pengembangan jasa-jasanya sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini.
(3) Sebaiknya pihak Hotel Berlian Abadi lebih teliti lagi dalam mengeluarkan anggaran-anggaran yang ada dalam daftar biaya khususnya yang berhubungan dengan biaya kegagalan.
(4) Dalam mempertahankan tingkat hunian yang lebih tinggi lagi sebaiknya pihak manajemen Hotel Berlian Abadi lebih memperhatikan mutu di departemen kamar dan keinginan para pelanggan.



0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
 
© 2008 modified By zone-Template created by zone-Template