Skripsi Sukses

Blog ini mengeksplorasi dan menampilkan teori-teori ilmu sosial dan politik, hukum, kependidikan, ekonomi, yang dapat dijadikan sebagai referensi dan pisau analisis dalam melakukan penelitian.


JUDUL SKRIPSI EKONOMI
  1. PENGARUH PERSONAL SELLING DAN PERIKLANAN TERHADAP PENINGKATAN DANA NASABAH PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) AL – MABRUR XXX (Studi Kasus pada KSU Al Mabrur XXX)
  2. ANALISIS PERSEPSI PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO XXX FM
  3. ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL KERUPUK PADA UD. SARINAH DI XXX
  4. ANALISIS BIAYA MUTU PADA HOTEL XXX
  5. PERANAN ATRIBUT PRODUK PROPERTI TERHADAP PENJUALAN PERUMAHAN PENGEMBANG XXX
  6. ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN RINGAN MEREK XXX
  7. HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT XXX
  8. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN JASA ASURANSI JIWA PADA PT XXX
  9. ATRIBUT PRODUK WISATA SEBAGAI FAKTOR KEPUASAN WISATAWAN GUNA MENINGKATKAN WISATAWAN PADA TEMPAT WISATA XXX
  10. EVALUASI TERHADAP PENGGUNAAN SALURAN DISTRIBUSI PENJUALAN KAPUK PT XXX
  11. PENGARUH KENAIKAN HARGA TIKET TERHADAP SIKAP PENGGUNA JASA KERETA API DI DAERAH OPERASI (DAOP) XXX
  12. PERANAN BIAYA DISTRIBUSI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN BIJIH PLASTIK PADA PERUSAHAAN UD. XXX
  13. HUBUNGAN ANALISA KREDIT DENGAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK XXX
  14. ANALISA BIAYA PROMOSI, HARGA, SALURAN DISTRIBUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL PENJUALAN PADA PT. XXX

  15. Analisa Metode Penetapan Harga Jual Barang Berdasarkan Biaya Yang Harus Dikeluarkan oleh Perusahaan di PT XXX.

  16. ANALISIS PENGARUH RATIO LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PT XXX, Tbk.

  17. ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT XXX DALAM MEMASARKAN PRODUK PERUMAHAN XYZ DI KOTA XXX

  18. ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN KOMPUTER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PT XXX

  19. ANALISIS STRATEGI BAURAN PRODUK MESIN XXX PADA UD XXX

  20. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. XXX

  21. ANALISIS ANGGARAN PERUSAHAAN UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA OPERASIONAL PADA PT XXX

  22. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN UNTUK MEMBELI RUMAH PADA PT. XXX

  23. ANALISIS PENETAPAN HARGA DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. HBSA

  24. ANALISIS HUBUNGAN ANTARA HARAPAN KONSUMEN TERHADAP KINERJA HOTEL XXX

  25. dll.





PERANAN ATRIBUT PRODUK PROPERTI TERHADAP PENJUALAN PERUMAHAN PENGEMBANG XXX DI XXX

1. Judul Penelitian
PERANAN ATRIBUT PRODUK PROPERTI TERHADAP PENJUALAN PERUMAHAN PENGEMBANG XXX DI XXX

2. Latar Belakang
Dalam menghadapi era perdagangan bebas kini setiap perusahaan mengubah format strategi dan taktik pemasaran salah satunya berorientasi pada bagaimana membangun perusahaan yang kuat. Oleh karena itu, perusahaan harus mengembangkan strategi dan taktik pemasarannya agar tetap bertahan ditengah-tengah gelombang persaingan untuk memasuki pasar yang cukup tinggi. Dan satu yang tidak boleh dilupakan oleh perusahaan adalah konsumen, perlu disadari bahwa perubahan gaya hidup saat ini menyebabkan konsumen juga mempunyai cara sendiri dalam memenuhi kebutuhannya.
Setiap perusahaan dalam memasarkan produknya tertentu menerapkan berbagai macam strategi dan taktik pemasaran. Kegiatan pemasaran pada intinya memfokuskan diri pada produk, penerapan harga, kebijakkan distribusi dan cara promosi, yang dalam hal ini dikenal sebagai bauran pemasaran. Kegiatan pemasaran tentunya membutuhkan suatu strategi dan taktik. Strategi dan taktik ini tentu harus mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan yaitu peningkatan penjualan.
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah taktik pemasaran untuk menggunakan produk, promosi, harga, saluran distribusi, dan unsur-unsur lain dari bauran pemasaran pada dasarnya sama yang ada pada setiap perusahaan. Bauran pemasaran adalah suatu taktik pemasaran untuk setiap perusahaan dapat mencapai pangsa pasar yang diinginkan, dengan biaya lebih tinggi tetapi berharap memperoleh pangsa pasar dan penghasilan lebih besar.
Keberhasilan suatu perusahan dalam pesaingan bisnis yang semakin ketat dapat di tinjau dari penerapan strategi dan taktik pemasaran produknya. Demikian pula halnya dengan PT. XXX sebagai developer perumahan di XXX yang tentunya memerlukan strategi dan taktik yang tepat, guna meningkatkan penjualan produknya, yaitu dengan memperhatikan aspek atribut produk.
Analisis terhadap hasil implementasi dari strategi dan taktik konsep produk penting untuk dilakukan guna melihat sejauh mana pengaruh dari strategi atribut produk tersebut dalam mendongkrak nilai penjualan perusahaan. Hasil analisis ini akan berguna sebagai pedoman bagi pihak manajemen perusahaan, khususnya perusahaan pengembang perumahan untuk mengambil langkah-langkah kebijakan yang sesuai dan tepat sasaran.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi ini yaitu : “PERANAN ATRIBUT PRODUK PROPERTI TERHADAP PENJUALAN PERUMAHAN PENGEMBANG XXX DI XXX”.




3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan batasan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu :
a. Apakah terdapat pengaruh atribut produk perumahan terhadap penjualan PT. XXX di kota XXX?
b. Atribut produk perumahan manakah yang paling berpengaruh terhadap tingkat penjualan PT. XXX di kota XXX?

4. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada atribut produk perumahan yang meliputi atraksi konsep perumahan, fasilitas, dan akses menuju perumahan serta pengaruhnya terhadap penjualan perumahan XXX.

5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menjelaskan pengaruh bauran produk perumahan terhadap penjualan PT. XXX di kota XXX.
2. Untuk mengetahui atribut produk perumahan yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap penjualan PT. XXX di kota XXX.

5.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan taktik pemasaran produk properti PT. XXX di masa mendatang;

6. Tinjauan Pustaka
6.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besar pasar yang akan dilayani, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dilayani oleh organisasi dan menentukan berbagai produk, jasa, dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut.
Menurut Philip Kotler (2002:9) pengertian pemasaran adalah:
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk yang lain”.
Sedangkan menurut William J. Stanton (1994:6):
“Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi”.
Dalam pengertian pemasaran modern terkandung unsur manajemen, karena mencakup kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan, misalnya penentuan harga, promosi dan lain-lain. Manajemen pemasaran terjadi bila setidaknya satu pihak dalam pertukaran potensial memikirkan sasaran dan cara mendapatkan tanggapan yang dikehendaki dari pihak lain.
Menurut Kotler (2002:9) definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : “Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa, untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan organisasi”.
Kegiatan pemasaran harus didasari suatu konsep atau falsafah yang matang untuk pemasaran yang efisien, efektif dan bertanggung jawab.

6.2 Falsafah Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2002:19-22), terdapat lima konsep yang menjadi dasar bagi perusahaan maupun organisasi-organisasi lainnya dalam melakukan kegiatan pemasaran mereka, yaitu:
1) Konsep Berwawasan Produksi.
2) Konsep Berwawasan Produk.
3) Konsep berwawasan Menjual.
4) Konsep Berwawasan Pemasaran.
5) Konsep Berwawasan Pemasaran Bermasyarakat.

Ad. 1) Konsep Berwawasan Produksi.
Konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya. Manajer organisasi yang berwawasan produksi memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas.
Ad. 2) Konsep Berwawasan Produk.
Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya. Manajer dalam organisasi berwawasan produk memusatkan perhatiannya untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya.
Ad. 3) Konsep Berwawasan Menjual.
Konsep berwawasan menjual berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja, konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa konsumen yang enggan membeli harus didorong supaya membeli lebih banyak melalui berbagai media pendorong penjualan (Sales Stimulating Devices).
Ad. 4) Konsep Berwawasan Pemasaran.
Konsep berwawasan pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tuan kebutuhan sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terkoordinasi dan keuntungan.


Ad. 5) Konsep Berwawasan Pemasaran Bermasyarakat.
Konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Dalam konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat ada tiga pertimbangan dalam menentukan kebijakan pemasaran perusahaan yaitu : laba (dari segi perusahaan), pemuasan kebutuhan (dari segi pelanggan) dan kemakmuran manusia (dari segi masyarakat). Pada mulanya perusahaan mendasarkan pada memaksimalkan keuntungan jangka pendek.
Kemudian mereka menyadari pentingnya memenuhi keinginan konsumen dalam jangka panjang yang menimbulkan konsep berwawasan pemasaran. Sekarang mereka mulai mempertimbangkan kepentingan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

6.3 Bauran Pemasaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang arti serta peranan bauran pemasaran, maka pertama-tama kita lihat dahulu batasan mengenai bauran pemasaran atau marketing mix. Ada beberapa pendapat mengenai marketing mix antara lain menurut Basu Swastha (1996:160) yang mengemukakan bahwa: "Bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 variabel atau atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem perusahaan yaitu : produk, struktur harga, kegiatan, promosi dan sistem distribusi".
Dari definisi di atas, disebutkan bahwa bauran pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi dari keempat input yang merupakan inti dari sistem pemasaran suatu organisasi. Keempat elemen ini adalah penawaran produk, struktur harga, kegtetan promosi, dan sistem distribusi.
Pendapat lain mengenai marketing mix menurut Philip Kotler (1997:71), adalah : " bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-vambel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan dan mempertahankan pangsa pasar dalam pasar sasaran.”
Keempat unsur dalam bauran pemasaran saling berhubungan dengan manajer pemasaran hendaknya dapat menerapkan bauran pemasaran seefektif mungkin dan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi yang berubah-ubah, misalnya perusahaan melakuakn perbaikan produk, perubahan harga, meningkatkan kegiatan promosi, melakukan perubahan sahiran distribusi dan sebagainya.
Dengan penerapan bauran pemasaran yang tepat, diharapkan dapat tercapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Menurut Philip Kotler (1997:71), unsur-unsur bauran pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
“ 1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Promosi (Promotion)
4. Distribusi (Place)”

Ad 1. Produk (Product)
Setelah menetapkan suatu produk sebagai bidang usahanya, maka perusahaan bertanggung jawab pula untuk metigembangkannya. Hal ini mencakup keputusan untuk menambah, mengurangi baltkan mengadakan perubahan jenis produk sesuai dengan perkembangannya dan juga selaras dengan pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Ad 2. Harga (Price)
Harga akan mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta pangsa pasar perusahaan. dalam menetapkan harga, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga baik secara langsung maupun tidak lagnsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara latigsung adalah harga baik bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran.
Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung adalah harga produk sejenis yang dijual oleh pesaing, pengaruh harga teriiadap produk subsitusi serta discount untuk para penyahir dengan pelanggan.

Ad 3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran dengan tujuan memberitahukan kepada pasar sasaran mengenai produk perusahaan. Promosi terdiri dari : periklanan (advertising\ penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan {sales promotion) dan publisitas (publicity). Dengan kegiatan promosi ini perusahaan berusaha membujuk calon pembeli agar membeli produk yang ditawarkan.

Ad 4. Distribusi (Place)
Tempat meliputi masalah membawa produk yang tepat ke pasar pasaran. Barang-barang dan jasa-jasa bergerak ke pelanggan melalui saluran distribusi. Saluran distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke pemakai akhir atau pelanggan pada waktu yang tepat
Agar penyalur produk dari perusahaan ketempat yang dituju dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu maka perusahaan dapat bekerja sama dengan satu atau beberapa perantara. Selain pemiilhan saluran distribusi yang baik, perusahaan perlu pula mengembangkan dstribusi fisik yang meliputi: transportasi, penyimpanan, pengawasan, persediaan dan pengepakan. Kedua faktor ini berhubungan erat dalam keberhasilan pemasaran produk perusahaan.


6.4 Produk
6.4.1 Pengertian Produk
Unsur yang terpenting dalam bauran pemasaran adalah produk, arena suatu proses pemasaran baru akan terjadi bila ada produk yang hendak ditawarkan. Produk adalah segala sesuatu, baik yang disukai maupun yang tidak disukai, yang diterima seseorang dalam pertukaran. Produk merupakan atribut yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang mencakup kegunaan fungsional, sosial dan psikologis.
Suatu produk dapat berupa ide, pelayanan, barang atau kombinasi dari ketiganya. Perlu diingat bahwa penekanan produk bukan pada barang secara fisik, tetapi pada kegunaan produk itu dan diusahakan agar dikenal oleh konsumen sehingga menanamkan image yang kuat akan produk tersebut. Juga dalam mengembangkan produk-produknya perusahaan harus melihat pada kebutuhan dan keinginan konsumen, yang harus dapatdipenuhi dengan tingkat mutu yang terjamin sehingga dapat mencapaikepuasan konsumen (Consumer Satisfaction).
Setelah masalah ini diselesaikan, maka keputusan-keputusan tentang harga, tempat dan promosi dapat dilaksanakan. Menurut Philip Kotler (2002:448), definisi produk adalah sebagai berikut : “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan”.



6.4.3 Atribut Produk
Menurut Kotler (2002:449), produk-produk terdiri dari beberapa komponen

yang meliputi :
a) Kualitas (Quality).
b) Ciri Khas (Features).
c) Pilihan (Option).
d) Bentuk (Style).
e) Merek (Brand).
f) Kemasan (Packaging).
g) Ukuran (Sizes).
h) Pelayanan (Service).
i) Jaminan (Warranties).
j) Pengembalian (Returns)

6.4.3 Tingkatan Produk dan Klasifikasi Produk
Tingkatan dan Klasifikasi Produk Menurut Kotler (2002:449-450), dalam merencanakan pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk, yaitu :
“ a. Produk Inti (Core Product)
b. Produk Dasar (Basic Product)
c. Produk yang diharapkan (Expected Product)
d. Produk yang ditingkatkan (Augemented Product)”

ad a) Produk Inti (Core Product).
Yaitu harapan psikologis atau emosional yang diharapkan produsen
dari konsumen yang membeli produk.
ad b) Produk Dasar (Basic Product).
Yaitu bentuk lahiriah dari produk yang menambah image produk di mata konsumen, seperti kemasan, label, dan lain-lain.
ad c) Produk yang diharapkan (Expected Product).
Yaitu kumpulan atribut dan kondisi yang diharapkan bila membeli suatu produk, seperti faktor keselamatan.

ad d) Produk yang ditingkatkan (Augemented Product).
Yaitu produk yang telah disempurnakan, seperti delivery time, credit term, after sales services, dll. Perusahaan memberikan jasa dan manfaat tambahan sehingga membedakannya dengan produk pesaing.
Kotler (2002:451), produk dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok menurut daya tahan dan wujudnya :
“ a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods).
b) Barang tahan lama (durable goods).
c) Jasa (service). “

ad. a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods).
Yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan. Contoh : sabun dan bir.
ad. b) Barang tahan lama (durable goods).
Yaitu barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contoh : lemari es, peralatan mesin, dan pakaian.
ad. c) Jasa (service).
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.
Contoh : reparasi, potongan rambut.

6.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode Analisis merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data statistik, dimana salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif. Teknik Kuantitatif menurut Anto Dajan (1996:325), yaitu analisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan skala yang telah ditetapkan dengan menggunakan formula-formula statistik. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert, dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Oleh karena itu analisis data yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (penjualan perumahan)

6.5 Analisis Determinasi dan Korelasi
Abdul Hakim dalam bukunya Statistik Induktif (2000 : 366) menjelaskan bahwa “Analisis Determinasi mempunyai tujuan untuk mencari seberapa jauh pengaruh atribut produk perumahan terhadap tingkat penjualan perumahan”.
Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai hubungan antara variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen. Yang termasuk variabel bebas adalah konsep perumahan, fasilitas, dan aksesbilitas, sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah tingkat penjualan perumahan.

6.7 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ditentukan sebagai berikut:
“Bahwa ada pengaruh antara atribut produk perumahan dengan tingkat penjualan perumahan XXX”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka digunakan uji sebagai berikut:
1) Hipotesis Pertama dengan Uji F (Uji Fisher)
Menurut Anton Dajan (1996 : 335), Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan perumahan) secara simultan atau bersama-sama
2) Hipotesis Kedua dengan Uji T (Parsial)
Menurut Anton Dayan (1996 : 336), Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan perumahan) secara parsial atau sendiri-sendiri

7. Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas adalah:
1. Terdapat pengaruh antara atribut produk perumahan terhadap penjualan PT XXX di kota XXX
2. Diduga atribut konsep perumahan adalah dominan berpengaruh terhadap penjualan PT XXX.
8. Metode Penelitian
8.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Pengembang terkemuka di kota XXX yaitu PT XXX yang beralamat di Jl. Basuki Rahmat XXX
8.2 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:
1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber pertama, diolah dan digunakan sendiri oleh peneliti selama penelitian berlangsung. Data ini diperoleh melalui hasil pemberian kuesioner kepada para konsumen dan calon konsumen pada PT XXX.
2. Data sekunder adalah data dalam bentuk catatan-catatan atau dalam bentuk laporan tertulis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang berasal dari PT XXX Bnayuwangi.
b. Metode Pengumpulan data
Dalam rangka mendapatkan data-data yang dibutuhkan bagi kegiatan analisa penelitian ini, maka data-data yang berada di lapangan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta mengadakan pencatatan atas segala sesuatu yang terkait dengan yang diteliti.
2. Kuisioner yaitu suatu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait.

8.3 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama dalam sebuah subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah konsumen dan calon konsumen yang berminat terhadap produk perumahan yang ditawarkan oleh PT XXX.

8.4 Sampel
Sampel meliputi sebagian atau wakil populasi yang diobservasi. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Jika sampel = n merupakan bagian dari populasi = N, maka n ? N (nilai n lebih kecil dan bisa juga sama dengan N, tetapi pada umumnya selalu lebih kecil) kalau jumlah populasi = 1000, maka sampel bisa terdiri dari 100, 200, dan atau 500, yaitu suatu jumlah elemen yang lebih kecil dari 1000. Jumlah elemen dalam sampel tergantung antara lain pada biaya yang tersedia serta tingkat ketelitian informasi atau data yang akan diperoleh
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik acak sederhana (Simple random sampling). Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik Pada penarikan sampel acak sederhana setiap unsur mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Adapun jumlah responden yang digunakan sebagai sampel adalah 50 orang konsumen dan calon konsumen yang berminat terhadap produk perumahan yang ditawarkan oleh PT XXX, dengan dasar pengukuran menurut Maholtra (1996:46) yaitu minimal lima kali jumlah variabel yang diteliti.

8.5 Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran berfungsi untuk menunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut metode tertentu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. Melalui daftar pertanyaan yang ada diperoleh masing-masing item dari setiap variabel.
Untuk setiap item dalam variabel dalam daftar pertanyaan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat setuju.
2. Jawaban B bernilai 4 = Setuju.
3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang setuju.
4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak setuju.
5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak setuju.

9. Metode Analisis Data
9.1 Indentifikasi Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel
Pengertian
Indikator
Skala Pengukuran
Variabel Bebas (X)

X1 = Konsep Perumahan
X2 = Fasilitas
X3 = Aksesbilitas

Variabel Terikat (Y)
Penjualan Perumahan

Atribut yang memiliki kepikatan sehingga menarik konsumen dari segi kepikatan alam, rekayasa manusia meliputi konsep kehidupan yang ditawarkan

o Fasilitas adalah unsur utama dalam paket penjualan perumahan saat ini yang terdiri dari sarana dan prasarana yang tidak memikat pandangan namun mendukung kelancaran mobilitas konsumen yang tinggal di lingkungan perumahan.
Aksesbilitas merupakan unsur yang berkaitan dengan pelayanan selama berada di dalam lingkungan perumahan dan daya jangkau terhadap pusat-pusat kegiatan masyarakat di lingkungan perumahan tersebut berada
Rangkaian dari pertimbangan calon konsumen untuk melakukan pembelian setelah terlebih dahulu dinilai secara ekonomis terhadap nilai sekarang maupun nilai investasi di masa mendatang.

Dengan indikator:
1. Keindahan desain
2. Kesesuaian tata ruang
3. keindahan lingkungan

dengan indikator:
1. kelengkapan fasilitas umum
2. Penataan sarana umum
3. Kesesuaian jumlah fasilitas dengan kebutuhan

dengan indikator :
1. Akses ke pusat perekonomian & pemerintahan
2. waktu tempuh ke pusat perekonomian dan pemerintahan
3. akses lokasi perumahan terhadap fasilitas-fasilitas disekitar perumahan

dengan indikator :
1. Nilai investasi sesuai dengan kondisi
2.motivasi untuk memiliki

9.2 Metode Analisis Data
9.2.1 Uji Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Untuk menguji tingkat validitas data,dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk (construct validity) yaitu pengujian validitas dimana skor dari semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item.
Dengan rumus yang digunakan yaitu Product Moment

Dimana :
N = Jumlah Responden.
X = Skor total tiap-tiap item.
Y = Skor total.


Kreteria pengujian test validitas :
* Jika koefisien korelasinya > r-tabel,maka hasilnya dapat dikatakan valid.
* Jika nilai signifikansi ? 0,05 , maka hasilnya dapat dikatakan valid.

9.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan/dipercaya, atau sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel apabila hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang atau mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach Alpha() sebagai berikut:

Dimana :
ri = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varians total
St2 = Varians total


Rumus untuk varians total dan varians item yaitu :



Dimana :
JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item.
JKs = Jumlah kuadrat subyek.
Kreteria pengujian test reliabilitas :
* Jika nilai alpha > r-tabel, maka hasilnya dapat dikatakan reliabel.

9.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Adapun rumus yang digunakan:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Dimana :
Y = Penjualan perumahan
X1 = Variabel Konsep Perumahan
X2 = Variabel fasilitas
X3 = Variabel aksesbilitas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
9.2.4 Pengujian Regresi Linier Berganda
1) Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan perumahan) secara simultan atau bersama-sama dirumuskan sebagai berikut :
Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut :
a. Ho : = 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel penjualan.
Ha : ? 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan berpengaruh terhadap variabel penjualan.
b. Menentukan alpha (? )
c. Menentukan Kriteria Pengujian
d. Keputusan Statistik
e. Kesimpulan
Kriteria pengujian :
* Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel
* Ha ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Perhitungan dengan menggunakan rumus :


Dimana :
N = Jumlah sampel.
K = Jumlah variabel bebas.
r2 = Koefisien determinasi.

2) Uji T (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan) secara parsial atau sendiri-sendiri.
Langkah-langkah dalam Uji t sebagai berikut :
a. Ho : = 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel penjualan.
Ha : ? 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial berpengaruh terhadap variabel penjualan.
b. Menentukan alpha (? )
c. Menentukan Kriteria Pengujian
d. Keputusan Statistik
e. Kesimpulan


Kriteria pengujian :
* Ho diterima apabila Thitung < Ttabel
* Ha ditolak apabila Thitung > Ttabel
Perhitungan dengan menggunakan rumus :

Dimana :
Sb = Simpangan Baku dari b1, b2.....bn
bi = Koefisien Regresi dari X1,X2.....Xn

DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari. 1986. Mgt. Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE Yogyakarta.
Agus Ahyar. 1990. Mgt. Produksi Pengendalian Produksi. BPFE Yogyakarta.
Anton M Samosir. 1984. Budgeting, Universitas HBKP Nomensen Medan.
Bambang Riyanto. 1986. Dasar - dasar pembelanjaan perusahaan. FE.UGM, Yogyakarta.
Faisal Affif. 1984. Manajemen Modal Kerja. Penerbit CV. Remaja Karya, Bandung.
Gunawan Adisaputro. 1980. Manajemen Produksi Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Harsono. 1984. Manajemen Pabrik, Penerbit Balai Aksara.
Mursid M, 2003, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ketiga, PT Bumi Aksara, Jakarta
Sukanto Reksohadiprotijo dan Indriyo Gito Sudanno. 1993. Manajemen Produksi. FE. UGM, Yogyakarta.
Swasta, Baso. 1984. Azas - Azas marketing. Yogyakarta : Liberty.
Kotler, Philip. 1984. Manajemen Pemasaran : Northwestern University
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta



PENGARUH PERSONAL SELLING DAN PERIKLANAN TERHADAP PENINGKATAN DANA NASABAH PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) AL – MABRUR XXX (Studi Kasus pada KSU Al Ma

ABSTRAKSI

Program : Strata I (satu)
Program Studi : Manajemen
Judul Skripsi : PENGARUH PERSONAL SELLING DAN PERIKLANAN TERHADAP PENINGKATAN DANA NASABAH PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) AL – MABRUR XXX (Studi Kasus pada KSU Al Mabrur XXX)

1. Latar Belakang
Koperasi yang mengadaptasi pola-pola perbankan menggunakan instrumen produk simpanan yang seperti Tabungan. Bagian yang penting dari instrumen pemasaran produk koperasi adalah pesan (message) yang dikomunikasikan kepada calon anggota koperasi sebagai nasabah melalui berbagai unsur yang yang terdapat dalam program promosi.
Program promosi merupakan saluran primer bagi komunikasi pesan kepada nasabah sebagai anggota koperasi, baik nasabah yang ada maupun nasabah potensial. Hal ini menuntut pihak koperasi untuk mencermati strategi-dan taktik pemasaran yang paling tepat. Salah satu unsur paduan pemasaran yang berpengaruh terhadap perilaku nasabah adalah paduan pengelolaan produk dan promotion mix.
Pengelolaan produk lebih menekankan bahwa nasabah memerlukan jenis-jenis dan fasilitas-fasilitas pelayanan tertentu sedangkan promotion mix adalah variabel promosi yang menggunakan kombinasi iklan, sales promotion dan personal selling. Diharapkan kenaikan jumlah nasabah dapat meningkat, dengan meningkatnya promotion mix.
Sebagai salah satu lembaga keuangan non Bank yang ada di XXX Koperasi Serba Usaha (KSU) Al – Mabrur menitikberatkan pada dalam memasarkan produknya dibandingkan dengan promosi yang lain. Dengan melihat hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dengan judul ”PENGARUH PERSONAL SELLING DAN PERIKLANAN TERHADAP PENINGKATAN DANA NASABAH PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) AL–MABRUR XXX.”



2. Perumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa persaingan sekarang ini semakin ketat, sehingga perlu diciptakan suatu kombinasi promosi yang tepat dalam mengkomunikasikan produk mereka dengan tujuan mempengaruhi calon nasabah untuk menyimpan dana mereka di Koperasi Serba Usaha (KSU) Al – Mabrur.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
2.1 Bagaimanakah pengaruh periklanan dan personal selling terhadap jumlah dana simpanan di Koperasi Serba Usaha (KSU) Al – Mabrur?
2.2 Apakah periklanan dan personal selling secara signifikan meningkatkan jumlah nilai simpanan nasabah pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Al – Mabrur?

3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah yang menyangkut variabel Personal Selling (Variabel X1), Periklanan (Variabel X2), dan Dana Pihak Ketiga (Variabel Y).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Personal Selling (X2) yaitu adalah interaksi antara individu, saling bertatap muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Sebagai data analisis adalah biaya yang diperuntukkan untuk personal selling.
b. Periklanan (X1) yaitu adalah kegiatan promosi yang paling banyak digunakan dan dikenal diantara kegiatan-kegiatan promosi lainnya. Periklanan adalah segala kegiatan untuk penyajian, promosi barang atau jasa yang harus dibayar oleh sponsor tertentu. Yang dibahas adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan periklanan.

Variabel Terikat (Y)
Dana nasabah merupakan simpanan pihak ketiga dengan atau tanpa batasan jumlah tertentu yang dikelola oleh sebuah lembaga keuangan dengan perjanjian prestasi dalam jumlah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sehingga memiliki kekuatan hukum yang sama yang dihimpun atas dorongan.

4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1) Untuk mengetahui hubungan antara Personal Selling (X1) dan Periklanan (X2) terhadap jumlah dana simpanan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) Al – Mabrur.
2) Untuk mengetahui pengaruh Personal Selling (X1) dan Periklanan (X2) terhadap peningkatan jumlah dana simpanan nasabah di Koperasi Serba Usaha (KSU) Al – Mabrur.

4.2 Manfaat Penelitian
1) Penelitian ini dapat memberikan keyakinan pada setiap lembaga keuangan bahwa personal selling dan periklanan merupakan bagian penting dalam rangka meningkatkan jumlah dana pihak ketiga termasuk dana simpanan nasabah.
2) Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui dan melaksanakan kegiatan promosi yang akan datang guna meningkatkan penjualan atas produk-produk yang dimiliki oleh KSU Al-Mabrur.


2. METODE PENELITIAN
2.1 Metode Analisis Data
1) Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikatnya . Adapun rumus yang digunakan:

Dimana :
? = Prediksi Dana Nasabah yang dihimpun
X1 = Variabel Periklanan
X2 = Variabel Personal Selling
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
e = Standar Error

2) Analisis Koefisien Korelasi ( r )
Untuk menentukan Koefisien Korelasi dirumuskan sebagai berikut :


Dimana:
r = koefisien korelasi
x = biaya periklanan dan personal selling
y = dana nasabah yang berhasil dihimpun

3) Analisis Koefisien Determinasi (r2)
Untuk mencari seberapa jauh pengaruh personal selling dan periklanan terhadap pengumpulan dana tabungan. Hal ini akan diperoleh dengan menggunakan Analisis Determinasi.
Koefisien determinasi disimbolkan dengan tanda (r2) dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


Dimana:
SST = total sum of squares (jumlah kuadrat total)
SSR = sum of squares due to regression (jumlah kuadrat regresi)

4) Uji Hipotesis
* Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (promosi dan personal selling) terhadap variabel terikat (dana nasabah) secara simultan atau bersama-sama.
Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut :
a) Ho : = 0 artinya variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.
Ha : ? 0 artinya variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent.
b) Menentukan tingkat ?
c) Kriteria pengujian :
* Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel
* Ha ditolak apabila Fhitung > Ftabel
d) Keputusan Statistik
e) Kesimpulan
Perhitungan dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
N = Jumlah sampel.
K = Jumlah variabel bebas.
r2 = Koefisien determinasi.
* Uji t (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (periklanan dan personal selling) terhadap variabel terikat (dana nasabah) secara parsial atau sendiri-sendiri
Langkah-langkah dalam Uji t sebagai berikut :
a) Ho : = 0 artinya variabel independent secara parsial secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependent (terikat)
Ha : ? 0 artinya variabel independent secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependent.

b) Menentukan tingkat ?
c) Kriteria pengujian untuk masing-masing variabel (X1) (X2) :
* Ho diterima: apabila -ttabel ? thitung ? ttabel
* Ho ditolak apabila -thitung<-ttabel atau thitung > ttabel
d) Keputusan Statistik
e) Kesimpulan



( H0 diterima )


-ttabel ttabel
Gambar 3.1 kurva normal uji t dua arah dengan ?=0,05

Perhitungan dengan menggunakan rumus :

keterangan :
Sb = Simpangan Baku dari b1, b2.....bn
bi = Koefisien Regresi dari X1,X2.....Xn


3. Pembahasan

3.1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Bebas terhadap Peningkatan Dana Nasabah (Y)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya periklanan dan personal selling terhadap peningkatan dana nasabah yang terkumpul, dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
TABEL V.
PERBANDINGAN ANTARA DANA NASABAH, BIAYA PERIKLANAN DAN PERSONAL SELLING KSU AL-MABRUR PERIODE TH. 2005-2007
TAHUN
DANA NASABAH
BIAYA

(Y)
PERIKLANAN (X1)
PERSONAL SELLING (X2)
2003
520.120.000
28,500,000.00
32,540,000.00
2004
525.100.000
29,200,000.00
35,600,000.00
2005
530.150.000
29,500,000.00
36,100,000.00
2006
603.200.000
30,150,000.00
36,480,000.00
2007
681.250.000
32,120,000.00
38,500,000.00
Sumber: KSU Al-Mabrur, 2008, diolah
Dari perhitungan yang tercantum dalam lampiran 1 dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut :
? = a + b1X1 + b2X2 + e
= -131.920 + 6,368 X1 + 14,324X2 + 2110,72
Selanjutnya adalah mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel–variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung adalah sebagai berikut :
1) Nilai konstanta adalah sebesar -131.920, menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu tegak yang mempunyai arti secara matematis.
2) Nilai koefisien regresi X1 sebesar 6,368. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X1 sebesar 1, maka nilai dana nasabah yang tersimpan di Koperasi Serba Usaha (KSU) Al Mabrur akan meningkat atau menurun sebesar 6,368 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
3) Nilai koefisien regresi X2 sebesar 14,324 Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X2 sebesar 1, maka nilai dana nasabah yang tersimpan di Koperasi Serba Usaha (KSU) Al Mabrur akan meningkat atau menurun sebesar 14,324 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
4) Nilai e atau derajat penyimpangan dari penelitian ini adalah sebesar 2110,72 atau 0, 016 (1,6%) dari persamaan regresinya. Nilai e dapat diterima karena lebih kecil dari ? 5 % yang telah ditetapkan.

3.2 Koefisien Korelasi (R)
Hasil yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan menilai besarnya korelasi. Besarnya hubungan variabel bebas yang terdiri dari Periklanan (X1), Personal Selling (X2), secara bersama–sama terhadap keputusan nasabah dalam menempatkan dananya melalui produk tabungan Koperasi Serba Usaha (KSU) Al Mabrur adalah ditunjukkan oleh besar R sebesar 0,872. Hasil ini dapat dikatakan bahwa hubungan variabel bebas secara bersama–sama berpengaruh terhadap peningkatan dana nasabah dikatakan kuat.

3.3 Koefisien Determinasi (R2)
Untuk menilai pengaruh variabel bebas secara bersama–sama periklanan (X1) & personal selling(X2), peningkatan dana nasabah (Y) dapat dilihat pada besarnya koefisien determinasi yaitu R2 atau R square sebesar 0,844 atau 84,4 %, Artinya prosentase pengaruh biaya periklanan (X1) dan biaya personal selling (X2) adalah sebesar 84,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.

3.4 Uji Hipotesis
3.4.1 Uji F (Uji Fisher)
Uji F atau uji keseluruhan digunakan untuk membuktikan apakah secara keseluruhan variabel Biaya Periklanan (X1) dan Biaya Personal Selling (X2)
Langkah-langkah ujinya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis H0 dan H1
H0 : ? = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara Biaya Periklanan (X1) dan Biaya Personal Selling (X2), terhadap Peningkatan Dana Nasabah (Y).
H1 : ? ? 0, artinya terdapat pengaruh antara Biaya Periklanan (X1) dan Biaya Personal Selling (X2), terhadap Peningkatan Dana Nasabah (Y).
2) Menentukan taraf signifikan
Taraf signifikansi (?) = 0,05; dengan rumus:
= df (?; k, n-k-1)
= 5 – 2 – 1
= 2
Keterangan:
n = Jumlah tahun (5 tahun)
k = jumlah variabel bebas (X1 dan X2)
Setelah diketahui besarnya degree of fredom (df) kemudian dibandingkan dengan F tabel. Berdasarkan Tabel F, maka dapat diperoleh Ftabel sebesar 19,000
3) Kriteria pengujian
H0 diterima apabila Fhitung ? Ftabel
H1 ditolak apabila Fhitung ? Ftabel
4) Menentukan F hitung
Dalam menentukan F hitung dengan menggunakan SPPS versi 13.00. Berdasarkan lampiran 3 (tiga) dari hasil analisis SPSS didapat nilai FHitung sebesar 26,975
5) Keputusan statistik
Membandingkan FHitung dengan Ftabel apakah H0 diterima atau ditolak, maka diperoleh Fhitung sebesar 26,975 dan Ftabel sebesar 19,000, sehingga Fhitung ? Ftabel berarti H0 ditolak
6) Kesimpulan
Dengan Fhitung ? Ftabel, maka H0 ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel independen yaitu Biaya Periklanan (X1) dan Biaya Personal Selling berpengaruh secara simultan terhadap Peningkatan Dana Nasabah (Y).
3.4.2 Uji t (Uji Parsial)
* Terhadap Variabel Biaya Periklanan (X1)
Uji t atau uji parsial digunakan untuk membuktikan apakah secara parsial variabel Biaya Periklanan (X1) berpengaruh terhadap variabel Peningkatan Dana Nasabah (Y).
Langkah-langkah ujinya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan H1
H0 : ? = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara biaya periklanan (X1) terhadap peningkatan dana nasabah (Y)
H1 : ? ? 0, artinya terdapat pengaruh antara biaya periklanan (X1) terhadap peningkatan dana nasabah (Y)
2) Menentukan taraf signifikan (?)
Taraf signifikansi (?) = 0,05; dengan rumus:
= df (?/2; n-k-1)
= 5 – 2 – 1
= 2
Keterangan:
n = Jumlah tahun (5 tahun)
k = jumlah variabel bebas (X1 dan X2)
Setelah diketahui besarnya degree of fredom (df) kemudian dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan Tabel t, maka dapat diperoleh ttabel sebesar 4.302
3) Kriteria pengujian
H0 diterima apabila – ttabel ? thitung ? ttabel
H1 ditolak apabila thitung ? ttabel atau -thitung ? -ttabel
4) Menentukan tHitung
Dalam menentukan t hitung dengan menggunakan SPPS versi 13.00. Berdasarkan lampiran 3 (tiga) dari hasil analisis SPSS didapat nilai tHitung sebesar 4.302. Berarti thitung > ttabel (6.368 > 4.302).
5) Keputusan statistik
Berdasarkan hasil uji statistik diatas diperoleh hasil yaitu thitung > ttabel (6.368 > 4.302), maka H0 ditolak
6) Kesimpulan
Dengan thitung > ttabel (6.368 > 4.302), maka H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh antara biaya periklanan (X1) terhadap peningkatan dana nasabah pada KSU Al-Mabrur.

* Terhadap Variabel Biaya Personal Selling (X2)
Uji t atau uji parsial digunakan untuk membuktikan apakah secara parsial variabel Biaya Personal Selling (X2) berpengaruh terhadap variabel Peningkatan Dana Nasabah (Y).
Langkah-langkah ujinya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan H1
H0 : ? = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara biaya personal selling (X2) terhadap peningkatan dana nasabah (Y)
H1 : ? ? 0, artinya terdapat pengaruh antara biaya personal selling (X1) terhadap peningkatan dana nasabah (Y)

2) Menentukan taraf signifikan (?)
Taraf signifikansi (?) = 0,05; dengan rumus:
= df (0,05; n-k-1)
= 5 – 3 – 1
= 2
Keterangan:
n = Jumlah tahun (5 tahun)
k = jumlah variabel bebas (X1 dan X2)
Setelah diketahui besarnya degree of fredom (df) kemudian dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan Tabel t, maka dapat diperoleh ttabel sebesar 4.302
3) Kriteria pengujian
H0 diterima apabila – ttabel ? thitung ? ttabel
H1 ditolak apabila thitung ? ttabel atau -thitung ? -ttabel
4) Menentukan t Hitung
Dalam menentukan t hitung dengan menggunakan SPPS versi 13.00. Berdasarkan lampiran 3 (tiga) dari hasil analisis SPSS didapat nilai tHitung sebesar 14.324. Berarti thitung > ttabel (14.324 > 4.302).
5) Keputusan statistik
Berdasarkan hasil uji statistik diatas diperoleh hasil yaitu thitung > ttabel (14.324 > 4.302), maka H0 ditolak

6) Kesimpulan
Dengan thitung > ttabel (14.324 > 4.302, maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh antara biaya personal selling (X2) terhadap peningkatan dana nasabah pada KSU Al-Mabrur.


HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR APJ XXX

1. Judul Penelitian
HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR APJ XXX

2. Latar Belakang
PT. PLN (Persero) sebagai pemain tunggal dalam memasok listrik secara nasional memiliki andil yang cukup strategis dalam hal menjaga pasokan listrik ke seluruh pelanggan. Upaya ini harus diimbangi dengan pengelolaan manajemen sumber daya manusia sebagai ujung tombak dalam pelayanan masyarakat dan stabilitas pasokan listrik. Apalagi saat ini PLN tengah mengalami krisis listrik nasional yang berimbas pada berkurangnya pasokan listrik Jawa – Bali. Oleh karenanya, peningkatan kinerja PLN musti diimbangi dengan kehandalan sumber daya manusia yang dimiliki oleh PLN.
Salah satu aspek terpenting dalam sistem produksi listrik nasional adalah lingkungan kerja dimana lingkungan kerja berperan dalam menghasilkan produk lsitrik agar lebih baik. Dalam lingkungan kerja PLN harus diperhatikan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia dalam perusahaan, karena keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap produktivitas perusahaan.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1995:1). Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup, meningkatkan produksi serta produktivitas perusahaan, menjamin keselamatan setiap orang lain yang ada di tempat kerja, serta memelihara dan menggunakan sumber produksi secara aman dan efisien.
Pemerintah turut pula mengatur tentang keselamatan kerja, melalui Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa, Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 yang menyatakan bahwa, Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah memiliki perhatian yang besar terhadap perlindungan tenaga kerja, melalui jaminan keselamatan dan kesehatan kerja pada tenaga kerja di Indonesia.
Keselamatan kerja para karyawan PLN perlu diperhatikan, karena terdapat banyak kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya di tempat kerja. Kecelakaan tersebut, menimbulkan berbagai akibat yang merugikan perusahaan dan tenaga kerja. Kerugian bagi perusahaan adalah menurunnya produktivitas, sedangkan bagi tenaga kerja menimbulkan kerugian yang bervariasi misalnya cacat ringan, cacat permanen bahkan kematian. Oleh karena itu pencegahan terhadap kecelakaan kerja merupakan tugas penting perusahaan.
Kondisi inilah yang menarik minat penulis untuk mengambil judul peneliian: HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR APJ XXX.




3. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah hubungan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan JaringanXXX ?

4. Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis membatasi pengertian kinerja karyawan PLN XXX dalam konteks produktivitas kerja berkait dengan pelaksanaan program K3 yang diterapkan di lingkungan perusahaan.

5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
* Untuk mengetahui Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) pada PT. PLN (Persero) APJ XXX dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawannya;

Adapun Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan membuktikan antara teori ekonomi yang telah didapat selama perkuliahan dan praktik yang terjadi di PLN XXX;
2. Untuk memberikan usulan usaha perbaikan program kerja Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) pada PT. PLN Persero

6. Tinjauan Pustaka
6.1 Hakikat Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia ada yang menyebutnya dengan Manajemen Personalia. Ada beberapa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yang diberikan oleh beberapa sarjana di bidang manajemen antara lain:
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003):
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat .
Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan (1996):
Manajemen Personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasisan dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat .
Menurut Edwin B. Flippo, sebagaimana dikutip dari Malayu S.P. Hasibuan (2003):
Manajemen Personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat .
Menurut Dale Yoder, sebagaimana dikutip dari Malayu S.P. Hasibuan (2003): Manajemen Personalia adalah penyedia kepemimpinan dan pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka .
Menurut Michel J. Jucius, sebagaimana dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003) :
Manajemen personalia adalah lapangan manajemen yang bertalian dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang bermacam-macam fungsi pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pemanfaatan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga:
1. Tujuan untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara efisien dan efektif
2. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat yang optimal
3. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik .
Dari kelima di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia dengan manajemen personalia ada persamaan dan perbedaan. Persamaan Manajemen Sumber Daya Manusia dengan Manajemen personalia adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukung terwujudnya tujuan, sedangkan perbedaannya sebagai berikut:
1. Manajemen Sumber Daya Manusia dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji secara mikro.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama organisasi, jadi harus dipelihara dengan baik. Manajemen personalia menganggap bahwa karyawan adalah faktor produksi, jadi harus dimanfaatkan secara produktif.
3. MSDM pendekatannya secara moderen, sedangkan manajemen personalia pendekatannya secara klasik.
Ada beberapa hal yang penting dari pengertian tersebut di atas yang perlu diperhatikan :
Pertama, fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Kedua, karyawan adalah perencana, pelaku, dan selalu berperan aktif dalam setiap aktifitas perusahaan.

6.2 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terdapat tiga unsur yang harus dinilai dalam manajemen K3 yang lengkap yaitu (DK3N, 1993:24-25) :
1. Manusia;
2. Perangkat Keras;
3. Manajemen KK (Perangkat Lunak);

ad. 1) Manusia.
Dalam hal ini harus ditinjau sistem penerimaan, penempatan, pembinaan, pengawasan dan disiplin pegawai yang terkait dengan masalah pelaksanaan tugas yang aman. Selain itu juga dinilai program-program yang diarahkan untuk memotivasi karyawan di bidang keselamatan kerja dan peningkatan kesadaran kerja (Safety Mindedness). Dari audit ini harus diperoleh kepastian bahwa setiap pekerjaan yang bersifat bahaya dikerjakan oleh orang yang tahu, mampu dan mau bekerja secara benar dan aman.
ad. 2) Perangkat Keras.
Untuk mengaudit sarana/peralatan di unit operasi dalam industri proses berteknologi tinggi, perlu dilakukan review terhadap plot plan, process flow diagram, pipe and instrument diagram, dokumen peralatan, catatan tentang kegagalan yang terjadi, hasil inspeksi dan sebagainya sehingga dapat disusun daftar peralatan yang akan diperiksa, berapa jumlahnya dan dimana letaknya.
ad. 3) Manajemen KK (Perangkat Lunak)
Untuk menilai unsur ini perlu dipelajari bentuk manajemen KK yang baik. Unsur yang dinilai antara lain:
(1) Kepemimpinan dan keterlibatan manajemen di bidang Keselamatan Kerja;
(2) Pelatihan KK bagi karyawan dan manajemen;
(3) Pelaksanaan inspeksi KK;
(4) Prosedur dan peraturan KK yang berlaku, sejak tahap perancangan (design), operasi, pemeliharaan, modifikasi dan pembongkaran instalasi (disposal).
(5) Promosi Keselamatan Kerja.
(6) Bentuk-bentuk komunikasi dan sistem dan sistem informasi di bidang Keselamatan Kerja.
(7) Pengendalian Bahaya secara teknis dan melalui pengendalian pembelian barang (prosedur pengadaan barang apakah sudah menjamin keselamatan operasi).
(8) Organisasi keselamatan kerja.
(9) Peran P2K3 (Panitia Pembinaan K3).
(10) Kesiagaan menghadapi keadaan darurat dan prosedurnya.

6.2.1 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1995:1).
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa keselamatan kerja memegang peranan yang penting dalam lingkungan kerja. Hal ini berkaitan dengan perlindungan terhadap tenaga kerja, dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dapat menimbulkan resiko bahaya tinggi.
Keselamatan kerja diperlukan tenaga kerja untuk memberikan jaminan akan kenyamanan dan keselamatan diri dalam lingkungan kerja. Selain itu juga keselamatan kerja berkaitan erat dengan produktivitas perusahaan. Dengan keselamatan kerja yang tinggi, maka kecelakaan kerja dapat berkurang, sehingga tenaga kerja dapat lebih produktif bekerja.
Oleh karena itu, keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab perusahaan saja, tetapi juga kesadaran dan tanggung jawab tenaga kerja dengan disertai pengawasan yang baik dari pemerintah.

6.2.2 Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja atau perbuatan yang tidak selamat. Dengan kata lain kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan (Rumondang, 1995:22).
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan dunia kerja pada perusahaan (Suma’mur, 1995:5). Hubungan kerja di sini dapat berarti bahwa, kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Dalam hal ini, kecelakaan yang terjadi merupakan akibat langsung dari pekerjaaan atau terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Ruang lingkup kecelakaan akibat kerja kadang-kadang diperluas, sehingga melingkupi juga kecelakaan yang terjadi saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja

6.2.3 Tujuan Keselamatan Kerja
Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.



6.3 Semangat Karyawan sebagai Bagian Produktivitas
Sumber daya manusia adalah asset yang paling penting bagi perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini perlu dilakukan untuk menimbulkan semangat kerja dari para karyawan sehingga pada akhirnya produktifitas karyawan dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi. Dengan produkvitas yang lebih tinggi, diharapkan akan dapat meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih maksimal.
Berikut ini diberikan beberapa teori yang merupakan pendapat para
dari para ahli yang berkaitan dengan semangat kerja:
Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2003), pengertian semangat kerja yaitu:
"Keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaanya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja maksimal."

Menurut Alex S. Nitisemito (1996 : 96), semangat kerja adalah:
"Melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga pekerjaan dapat
diharapkan lebih cepat dan baik."
Sedangkan menurut Marihot Amh Manullang (2004), yaitu:
Kemampuan sekelompok orang atau bekerja sama dengan giat
dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama.
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan apabila karyawan telah mempunyai semangat kerja yang tinggi, maka hal tersebut dapat membuat kualitas dari sumber daya manusia menjadi lebih baik sekaligus meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan.

6.3.1 Indikator-indikator Semangat Kerja
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai pengukur tinggi rendahnya semangat kerja para pekerja, indikator-indikator tersebut
menurut Alex S. Nitisemito (1996:16) :
a. Absensi
b. Perputaran Karyawan (Labour Turnover)
c. Produktivitas kerja
d. Disiplin
e. Pemogokan (Strikes)
f. Keluhan (Grievance)

ad. 1) Absensi
Absensi menunjukkan ketidakhadiran karyawan atau pekerja di dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini termasuk waktu yang hilang karena sakit atau kecelakaan dan pergi meninggalkan karena alasan pribadi, baik diberi wewenang atau tidak. Sedangkan absensi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 57) adalah daftar administrasi kehadiran pada hari kerja karena sakit, alpa, ijin, cuti.

ad. 2) Perputaran Karyawan (Labour Turnover)
Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi merupakan indikasi turunnya semangat kerja yang dapat disebabkan karena ketidaksenangan mereka bekerja di perusahaan tersebut dan adanya pekerjaan lain yang sesuai. Hal ini dapat menurunkan produktivitas kerja dan mengganggu hidup perusahaan itu sendiri. Sedangan pengertian labour turnover menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003) adalah perbandingan antara masuk dan keluarnya karyawan dari suatu perusahaan.

ad. 3) Produktivitas Kerja
Produktivitas yang turun dapat terjadi karena kemalasan, penundaan pekerjaan yang mempengaruhi hasil kerja yang dicapai. Dengan terjadinya penurunan produktivitas maka di dalam perusahaan dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut terjadi penurunan semangat kerja dan kegairahan kerja untuk mengetahui produktivitas tersebut, perusahaan dapat menggunakan standar kerja sebagai penilai dari hasil kerja karyawannya. Sedangan pengertian produktivitas kerja menurut Bambang Kussriyanto dalam bukunya Meningkatkan Produktivitas Kerja menjelaskan bahwa "Produktivitas kerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam/orang).
ad. 4) Disiplin
Adalah suatu keadaan tertib dimana para pekerja yang tergabung dalam suatu perusahaan tunduk pada peraturan yang berlaku dengan senang hati seperti datang tepat waktu, penggunaan dan pemeliharaan peralatan kantor dengan baik serta ketaatan pada pemimpin.

ad. 5) Pemogokan (Strikes)
Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat kerja ini adalah terjadi pemogokan yang merupakan perwujudan diri dari ketidakpuasan, kegelisahan lingkungan kerja yang baik tidak aman, dan lain sebagainya yang mempengaruhi terhadap produktivitas para tenaga kerja.

ad. 6) Keluhan (Grievance)
Adanya keluhan ini terjadi karena berbagai hal seperti lingkungan kerja yang tidak cocok, ketidaktenangan kerja, kurangnya pelayanan yang diberikan perusahaan, dan sebagainya dimana hal-hal tersebut dapat mengurangi atau menurunkan semangat kerja para pekerja sehingga dapat mempengaruhi tingkat produtivitas kerja perusahaan.



6.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode Analisis merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini digunakan analisis data statistik, dimana salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif, yaitu analisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan skala yang telah ditetapkan dengan menggunakan formula-formula statistik. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Oleh karena itu analisis data yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (Manajemen K3, Manajemen Risiko, Diklat K3) dengan variabel terikatnya (Produktivitas) Anto Dajan (1996 : 325).

6.5 Analisis Determinasi dan Korelasi
Abdul Hakim dalam bukunya Statistik Induktif (2000:366) menjelaskan bahwa “Analisis Determinasi mempunyai tujuan untuk mencari seberapa jauh hubungan pelaksanaan K3 terhadap tingkat kinerja karyawan PLN”.
Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai hubungan antara variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen. Yang termasuk variabel bebas adalah Manajemen K3, Manajemen Risiko, Pelatihan Karyawan sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah tingkat produktivitas karyawan

6.6 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ditentukan sebagai berikut:
“Bahwa ada hubungan antara pelaksanaan K3 dengan tingkat produktivitas kinerja karyawan”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka digunakan uji sebagai berikut:
1) Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Manajemen K3, Manajemen Risiko, dan Pelatihan Karyawan) terhadap variabel terikat (produktivitas karyawan) secara simultan atau bersama-sama (Anton Dajan 1996 : 335)
2) Uji T (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Manajemen K3, Manajemen Risiko, dan Pelatihan Karyawan) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) secara parsial atau sendiri-sendiri (Anton Dayan 1996:336) .

7. Metode Penelitian
7.1. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan XXX, Jl. Nusantara No. 1 XXX. Pertimbangan untuk memilih PLN sebagai obyek penelitian, karena penulis juga bekerja di dalamnya dan melihat tingkat risiko kecelakaan yang kemungkinan dialami oleh karyawan PLN. Konsekuensinya, kerugian ekonomis yang diderita oleh PLN akan lebih besar.

7.2 Metode Pengumpulan data
Dalam rangka mendapatkan data-data yang dibutuhkan bagi kegiatan analisa penelitian ini, maka data-data yang berada di lapangan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta mengadakan pencatatan atas segala sesuatu yang terkait dengan yang diteliti.
2. Kuisioner yaitu suatu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait.

7.3 Metode Pengambilan Sampel
7.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama dalam sebuah subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada PT PLN Persero XXX, terdiri dari 70 karyawan PLN

7.3.2 Sampel
Sampel meliputi sebagian atau wakil populasi yang diobservasi. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Jika sampel = n merupakan bagian dari populasi = N, maka n ? N (nilai n lebih kecil dan bisa juga sama dengan N, tetapi pada umumnya selalu lebih kecil) kalau jumlah populasi = 1000, maka sampel bisa terdiri dari 100, 200, dan atau 500, yaitu suatu jumlah elemen yang lebih kecil dari 1000. Jumlah elemen dalam sampel tergantung antara lain pada biaya yang tersedia serta tingkat ketelitian informasi atau data yang akan diperoleh
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik acak sederhana (Simple random sampling). Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik Pada penarikan sampel acak sederhana setiap unsur mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 50 orang karyawan PT PLN (Persero) APJ XXX


7.4 Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran berfungsi untuk menunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut metode tertentu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. Melalui daftar pertanyaan yang ada diperoleh masing-masing item dari setiap variabel.
Untuk setiap item dalam variabel dalam daftar pertanyaan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Jawaban A bernilai 4 = Baik Sekali
2. Jawaban B bernilai 3 = Baik
3. Jawaban C bernilai 2 = Cukup Baik.
4. Jawaban D bernilai 1 = Kurang Baik.

8. Metode Analisis Data
8.1 Uji Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Untuk menguji tingkat validitas data,dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk (construct validity) yaitu pengujian validitas dimana skor dari semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Dengan rumus yang digunakan yaitu Product Moment.

Dimana :
N = Jumlah Responden.
X = Skor total tiap-tiap item.
Y = Skor total.

Kreteria pengujian test validitas :
* Jika koefisien korelasinya > r-tabel,maka hasilnya dapat dikatakan valid.
* Jika nilai signifikansi ? 0,05 , maka hasilnya dapat dikatakan valid.

8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan/dipercaya, atau sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel apabila hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang atau mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach Alpha () sebagai berikut :

Dimana :
ri = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varians total
St2 = Varians total

Rumus untuk varians total dan varians item yaitu :



Dimana :
JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item.
JKs = Jumlah kuadrat subyek.
Kreteria pengujian test reliabilitas :
* Jika nilai alpha > r-tabel, maka hasilnya dapat dikatakan reliabel.

8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (Manajemen K3, Manajemen Risiko, Pelatihan Karyawan) dengan variabel terikatnya (produktivitas karyawan).
Adapun rumus yang digunakan:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Dimana :
Y = Produktivitas Karyawan
X1 = Variabel Manajemen K3
X2 = Variabel Manajemen Risiko
X3 = Variabel Pelatihan Karyawan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi

8.4 Pengujian Regresi Linier Berganda
8.4.1. Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Manajemen K3, Manajemen Risiko, Pelatihan Karyawan) terhadap variabel terikat (produktivitas karyawan) secara simultan atau bersama-sama.


Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut :
* Ho :1=2 =3 = 0 artinya variabel Manajemen K3, Manajemen Risiko, dan Pelatihan Karyawan secara simultan tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan
* Ha : 1 = 2 =3 ? 0 artinya variabel Manajemen K3, Manajemen Risiko, dan Pelatihan Karyawan secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan
Perhitungan dengan menggunakan rumus :

Dimana :
n = Jumlah sampel.
k = Jumlah variabel bebas.
r2 = Koefisien determinasi.

8.4.2 Uji T (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Manajemen K3, Manajemen Risiko, dan Pelatihan Karyawan) terhadap variabel terikat (produktivitas karyawan) secara parsial atau sendiri-sendiri.


Langkah-langkah dalam Uji t sebagai berikut :
* Ho :1 = 0 artinya variabel Manajemen K3, Manajemen Risiko, dan Pelatihan Karyawan secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel produktivitas karyawan.
* Ha : 2 ? 0 artinya variabel Manajemen K3, Manajemen Risiko, dan Pelatihan Karyawan secara parsial berpengaruh terhadap variabel produktivitas karyawan..
Perhitungan dengan menggunakan rumus :

Dimana :
Sb = Simpangan Baku dari b1, b2.....bn
bi = Koefisien Regresi dari X1,X2.....Xn


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, 2000, Statistik Induktif, Edisi Pertama – Yogyakarta
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik. Jilid II. LP3ES. Jakarta
Suma’mur, P.K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV Haji Masagung, Jakarta.
Silalahi, Bennet N.B. dan Rumondang B. Silalahi, 1995, Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Handoko, T. Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, PT Bumi Aksara, Jakarta
Manullang, M. dan Marihot Amh Manullang, 2004, Manajemen Personalia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Nitisemito, Alex S, 1996, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta
Ranupandojo, Heidjrachman dan Suad Husnan, 1996, Manajemen Personalia Edisi Keempat, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995, Metode Penelitian Survai, PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta
Soehardi Sigit, 2003, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial – Bisnis –Manajemen, BPFE Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,Yogyakarta
Subana, M. dan Sudrajat, 2001, Dasar-dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, CV Pustaka Setia, Bandung
Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung
KUISIONER



ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN RINGAN MEREK HAWAI PADA CV. HAWAI DI XXX

ABSTRAKSI

Program : Strata I (satu)
Program Studi : Manajemen
Judul Skripsi : ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN RINGAN MEREK HAWAI PADA CV. HAWAI DI XXX

1. Latar Belakang
Berdasarkan pada kemajuan teknologi dewasa ini ternyata membawa dampak positif terhadap perkembangan ekonomi yang diikuti dengan kemajuan dunia usaha seperti: Industri, usaha perdagangan dan usaha jasa, khususnya pada sektor usaha industri banyak mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dari perkembangan perusahaan-perusahaan industri semakin pesat, baik berskala industri kecil, industri menengah maupun industri besar. Dengan adanya kemajuan dibidang dunia usaha tentu akan mengakibatkan timbulnya persaingan antara perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa, dengan demikian setiap perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memasuki pasar yang ada, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.
Adapun tujuan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dan volume penjualan yang tinggi, sehingga dengan demikian akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Salah satu usaha dapat dilakukan adalah menerapkan kebijaksanaan pemasaran tepat sesuai dengan kebutuhan. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menguasai pangsa pasar sudah ada. Pemasaran merupakan suatu siklus bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Jika perusahaan menginginkan usahanya tetap berjalan lancar, maka kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Perusahaan tersebut mau tidak mau harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan volume penjualan produknya sebanyak mungkin karena volume penjualan yang tinggi merupakan salah satu indikator bahwa perusahaan yang bersangkutan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan.
Untuk dapat merealisasikan volume penjualan yang direncanakan, seorang manajer pemasaran harus dapat merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran yang tepat. Selain daripada itu, seorang manajer pemasaran juga harus dapat memahami mengapa dan bagaimana tingkah laku konsumen dalam memilih, membeli dan menggunakan suatu produk tertentu. Dengan demikian, perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produknya secara baik dengan tujuan untuk mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli produk yang akan dijual nantinya.
Di dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan CV. Hawai telah berhadapan dengan perusahaan yang sejenis dengan merek yang berbeda-beda, seperti Yupi, Limun, Temulawak. Semakin banyak perusahaan yang memproduksi barang yang sejenis yaitu minuman limun, maka akan menimbulkan persaingan yang semakin tajam. Namun hingga saat ini perusahaan Hawai tetap bertahan, karena Hawai memiliki segmen pasar tersendiri.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan pada perusahaan CV. Hawai XXX dengan judul penelitian: ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN RINGAN MEREK HAWAI PADA CV. HAWAI DI XXX




1.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan Informasi data tersebut diatas, maka yang menjadi permasalahan di dalam penulisan ini adalah: Bagaimana persepsi konsumen terhadap produk limun cap Hawai pada CV. Hawai XXX?

1.2 Batasan Masalah
Agar dalam penelitian ini tidak menyimpang dari maksud sebenarnya maka ruang lingkup yang dibahas hanya terbatas pada persepsi konsumen terhadap elemen-elemen bauran pemasaran produk limun cap Hawai pada CV. Hawai XXX terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, promosi, tempat dan pelayanan.

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan dan Penelitian
Sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan di dalam penulisan ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui persepsi konsumen menjual produk limun cap Hawai pada CV. Hawai XXX.
1.3.2 Manfaat Penelitian
(1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pihak perusahaan dalam mengambail keputusan yang berhubungan dengan menentukan pemasaran produk dimasa akan datang.
(2) Sebagai upaya untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan dari teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan tentang keadaan nyata dalam suatu perusahaan.
(3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para peneliti lainnya tertarik akan masalah ini pada masa akan datang.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi dan Sampel
a. Populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah 100 konsumen yang memiliki toko-toko dan warung-warung kecil di Kecamatan XXX yang menjual minuman cap Hawai perusahaan limun CV. Hawai XXX
b. Sampel
Penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel secara sengaja (purposive sampling) sehingga sampel yang diambil cukup representatif yaitu sebanyak 60 orang konsumen yang berdomisili di Kecamatan XXX.


2.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur persepsi konsumen minuman Hawai terhadap variabel Produk, Harga, Saluran Distribusi
Adapun rumus yang digunakan:

Dimana :
= Prediksi Persepsi Konsumen
X1 = Variabel Produk
X2 = Variabel Harga
X3 = Variabel Saluran Distribusi
a = Konstanta
b = Koefisien regresi

2.3 Analisis Determinasi dan Korelasi
Koefisien determinasi disimbolkan dengan tanda (r2) dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


Keterangan:
SST = total sum of squares (jumlah kuadrat total)
SSR = sum of squares due to regression (jumlah kuadrat regresi)
Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai hubungan antara variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen. Yang termasuk variabel bebas adalah produk, harga, dan saluran distribusi sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah persepsi konsumen.

Dimana:
r = koefisien korelasi
x = variabel produk, harga, dan saluran distribusi
y = persepsi konsumen

2.4 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ditentukan sebagai berikut:
“Bahwa ada pengaruh antara Produk, Harga, dan Saluran Distribusi dengan Persepsi Konsumen”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka digunakan uji sebagai berikut:
1) Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Produk, Harga, dan Saluran Distribusi) terhadap variabel terikat (Persepsi Konsumen) secara simultan atau bersama-sama.
Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut :
a) Ho : = 0
Ha : ? 0
b) Menentukan tingkat ?
c) Kriteria pengujian :
* Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel
* Ha ditolak apabila Fhitung > Ftabel
d) Keputusan Statistik
e) Kesimpulan

Ho diterima : Fhit < Ftabel
Ho ditolak : Fhit > Ftabel
2) Uji T (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Produk, Harga, dan Saluran Distribusi) terhadap variabel terikat (Persepsi Konsumen) secara parsial atau sendiri-sendiri.
Langkah-langkah dalam Uji t (Determinan) sebagai berikut :
a) Ho : = 0
Ha : ? 0
b) Menentukan tingkat ?
c) Kriteria pengujian :
* Ho diterima: apabila -ttabel ? thitung ? ttabel
* Ho ditolak apabila -thitung<-ttabel atau thitung > ttabel
Kriteria pengujian dapat digambarkan melalui kurva berikut:

d) Keputusan Statistik
e) Kesimpulan

2.5 Analisis Data Persepsi
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis dengan mengelompokkan jawaban responden dari kuesioner yang disebar. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya dilakukan pengolahan data. Prosesnya berupa Editing, Coding, Transfersheet, dan Tabulasi Data dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai berikut:


Keterangan:
X = angka rata-rata dalam prosentase
a = jumlah jawaban yang masuk
n = jumlah responden




3. Pembahasan
3.1 Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Bebas terhadap Persepsi Konsumen Minuman Hawai (Y)
Hasil yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan menilai besarnya korelasi. Besarnya hubungan variabel bebas yang terdiri dari produk (X1), harga (X2), dan saluran distribusi (X3), secara bersama– sama berpengaruh terhadap persepsi konsumen yang ditunjukkan oleh besarnya nilai R yaitu, 0.875. Hasil ini dapat dikatakan bahwa hubungan variabel bebas secara bersama–sama terhadap persepsi konsumen minuman Hawai dapat dikatakan kuat.
Sementara untuk menilai pengaruh variabel bebas secara bersama–sama produk (X1), harga (X2), dan saluran distribusi (X3) terhadap persepsi konsumen minuman Hawai (Y) dapat dilihat pada besarnya koefisien determinasi yaitu R2 atau R square sebesar 0,765 atau 76,5%, sisanya sebesar 0,235 atau 23,5 % dipengaruhi oleh faktor–faktor lain di luar model.
Berdasarkan pengujian koefisien regresi yang terlihat pada tabel 3, maka formulasi persamaan regresi dapat disusun sebagai berikut :
? = 0,215 – 0,053 X1 + 0,606 X2 + 0,446 X3
Persamaan regresi tersebut memperlihatkan koefisien regresi dari produk (X1), harga (X2), dan saluran distribusi (X3) bertanda positif berarti variabel bebas mempunyai pengaruh searah dengan variabel terikat artinya apabila nilai dari variabel bebas meningkat atau menurun maka akan mendorong menaikkan atau menurunkan tingkat persepsi konsumen minuman Hawai.
Selanjutnya adalah mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel–variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung adalah sebagai berikut :
1. Nilai konstanta adalah sebesar 0,215, menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu tegak yang mempunyai arti secara matematis
2. Nilai koefisien regresi X1 sebesar -0,053 Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi penurunan nilai variabel produk (X1) sebesar 1 satuan, maka nilai persepsi konsumen akan menurun sebesar 0,053 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
3. Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,606 Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan nilai variabel X2 atau harga sebesar 1 satuan, maka nilai persepsi konsumen akan meningkat sebesar 0.606 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
4. Nilai koefisien regresi X3 sebesar 0,446. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X3 atau saluran distribusi sebesar 1 satuan, maka nilai persepsi konsumen akan meningkat sebesar 0.446 dengan asumsi variabel lainnya tetap.

3.2 Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk membuktikan adanya pengaruh variabel produk, harga, dan saluran distribusi secara bersama-sama terhadap persepsi konsumen secara simultan atau bersama-sama. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 60,774 dengan probabilitas kesalahan sebesar 0.000 atau lebih kecil dari ? yaitu 0,05. Selanjutnya adalah menentukan taraf signifikan df (0,05; n-k-1). Setelah diketahui besarnya degree of fredom (df) kemudian dibandingkan dengan F tabel. Berdasarkan Tabel F, maka dapat diperoleh Ftabel sebesar 2.838. Dengan demikian maka H0 ditolak yang ditunjukkan oleh Fhitung > Ftabel yaitu 60,774 > 2.758. Hal ini membuktikan bahwa variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap persepsi konsumen.



3.3 Uji t (Uji Parsial)
3.3.1 Variabel Produk (X1)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi produk (X1) secara parsial terhadap persepsi konsumen ( Y) adalah -0,053; hal ini menunjukkan bahwa perubahan variabel X1 dan Y tidak searah, dalam arti nilai kenaikan kualitas produk secara signifikan tidak berpengaruh terhadap presepsi konsumen, hal ini dapat diterima mengingat segmen dari produk limun ini adalah segmen bawah yang cenderung mempertimbangkan faktor harga dalam setiap keputusan pembelian mereka.
Dilihat dari nilai thitung = -0.631 > ttabel = 1,959, maka Ho ditolak yang ditunjukkan oleh thitung>ttabel, sedangkan tingkat signifikansinya dapat dijelaskan bahwa secara parsial produk (X1) tidak berpengaruh terhadap persepsi konsumen dengan nilai probabilitas thitung variabel X1 sebesar 0.044 atau lebih kecil dari nilai ? = 5%.
Kontribusi variabel X1 terhadap Y sebesar -0.084 yang ditunjukkan nilai koefisien determinasi parsial variabel X1, menunjukkan bahwa kualitas dari produk tidak mempengaruhi persepsi konsumen, meningkatnya kualitas rasa dan produk akan tidak akan menguatkan persepsi konsumen minuman Hawai.
3.3.2 Variabel Harga (X2)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi harga (X2) secara parsial terhadap persepsi konsumen adalah 0,606; tiadk seperti variabel produk (X1), variabel harga menunjukkkan trend positif yang berarti terdapat hubungan yang searah antara X2 dan Y, dalam arti bila nilai persepsi terhadap harga positif, maka akan mendongkrak minat konsumen. Dilihat dari nilai thitung = 4.270 > ttabel = 1,959; maka Ho ditolak yang ditunjukkan oleh thitung>ttabel, sedangkan tingkat signifikansinya dapat dijelaskan bahwa secara parsial harga (X2) berpengaruh terhadap persepsi konsumen dengan nilai probabilitas thitung variabel X2 sebesar 0.000 atau lebih kecil dari nilai ? = 5%.
Kontribusi variabel X2 terhadap Y sebesar 0,496 yang ditunjukkan nilai koefisien determinasi parsial variabel X2, menunjukkan bahwa variabel harga merupakan faktor penting dalam membangun minat konsumen dalam memutuskan untuk membeli produk Hawai.

3.3.3 Variabel Saluran Distribusi (X3)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi saluran distribusi (X3) secara parsial terhadap persepsi konsumen adalah 0,446; hal ini menunjukkan bahwa perubahan X3 dan Y searah, dalam arti bila variabel saluran distribusi naik, maka akan mendongkrak persepsi konsumen juga, hal ini dapat diterima mengingat salah satu upaya meningkatkan persepsi konsumen adalah dengan mendekatkan suatu produk yang mudah didapat.
Dilihat dari nilai thitung = 3,484 > ttabel = 1,959; maka H0 ditolak yang ditunjukkan oleh thitun > ttabel, sedangkan tingkat signifikansinya dapat dijelaskan bahwa secara parsial saluran distribusi (X3) berpengaruh terhadap persepsi konsumen dengan nilai probabilitas thitung variabel X3 sebesar 0.000 atau lebih kecil dari nilai ? = 5%.
Kontribusi variabel X3 terhadap Y sebesar 0.422 yang ditunjukkan nilai koefisien determinasi parsial variabel X3, menunjukkan bahwa saluran distribusi merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan image secara langsung dengan konsumen.

3.4 Analisis Persepsi Konsumen
Peranan pemasaran sangat penting untuk menentukan keberhasilan suatu, sehingga harus mampu memasarkan produk yang dihasilkan demi kelangsungan hidupnya, yang berarti mengharapkan konsumen menerima atau membelinya. Tugas penting dalam pemasaran adalah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, juga memahami bagaimana perilaku konsumen tersebut dalam pembelian.
Dalam usaha memahami perilaku pembelian konsumen di pasar sasaran, maka yang perlu diketahui dan ditelusuri para pemasar adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan pembeliannya tersebut, salah satunya adalah persepsi terhadap suatu produk yang akan dibeli. Persepsi untuk tiap-tiap orang akan berbeda-beda walau situasi yang dihadapi adalah sama. Hal ini karena mereka menanggapi secara berbeda pula.
Sesuai dengan judul skripsi ini, yaitu analisis persepsi konsumen terhadap produk minuman ringan Hawai di Kabupaten XXX, maka akan dilakukan analisis terhadap data yang merupakan hasil penelitian terhadap sejumlah konsumen yang mengkonsumsi minuman ringan Hawai.
Untuk mencapai maksud tersebut, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai karakteristik konsumen, selanjutnya pembahasan mengenai Persepsi konsumen terhadap elemen-elemen bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi.
3.5 Identitas Responden
Tingkat sosial ekonomi atau latar belakang berbagai lapisan masyarakat sebagai konsumen air limun atau dengan kata lain sebagai upaya untuk mengenali konsumen dari. Maka analisis di bawah ini akan menjelaskan tentang identitas para responden pada air limun Hawai XXX.


3.9 Persepsi Konsumen Mengenai Promosi
Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran perusahan untuk meningkatkan volume penjualan. Kegiatan promosi dikatakan berhasil apabila mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Periklanan merupakan salah satu lima kiat utama yang digunakan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pembeli dan masyarakat. Disatu pihak, iklan dapat digunakan untuk membangun kesan jangka panjang suatu produk, dan dipihak lain memicu penjualan yang cepat. Iklan merupakan cara yang efisien untuk menjangkau berbagai pembeli yang tersebar secara geografis.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis melakukan pengumpulan pendapat dari responden mengenai promosi produk minuman Hawai. Adapun variabel-variabel yang diteliti adalah :
a. Cara Responden Mengetahui Informasi mengenai Adanya Produk Hawai.
Permintaan Terhadap Produk minuman Hawai tidak terlepas dari media informasi yang digunakan. Namun tidak jarang banyak calon pembeli yang mengenal suatu produk, tidak melalui media informasi.
Untuk mengetahui darimana responden memperoleh informasi mengenai adanya produk Hawai, dapat dilhat pada tabel 4.19 berikut ini.

4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dillakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Persamaan regresi dapat disusun sebagai berikut :? = 0,215 – 0,053X1 + 0,606X2 + 0,446X3 Persamaan regresi tersebut memperlihatkan koefisien regresi dari produk (X1), harga (X2), dan saluran distribusi (X3) bertanda positif berarti variabel bebas mempunyai pengaruh searah dengan variabel terikat artinya apabila nilai dari variabel bebas meningkat atau menurun maka akan mendorong menaikkan atau menurunkan tingkat persepsi konsumen minuman Hawai.
2) Besarnya hubungan variabel bebas yang terdiri dari produk (X1), harga (X2), dan saluran distribusi (X3), secara bersama–sama berpengaruh terhadap persepsi konsumen yang ditunjukkan oleh besarnya nilai R2 yaitu, 0.765. Hasil ini dapat dikatakan bahwa hubungan variabel bebas secara bersama–sama terhadap persepsi konsumen minuman Hawai dapat dikatakan kuat.
3) Pada umumnya responden minuman ringan Hawai terdiri dari berbagai macam tingkat usia, dimana sebagian besar responden berusia 15 – 23 tahun, rata-rata berjenis kelamin laki-laki. Status responden menunjukkan bahwa sebagian besar yang mengkonsumsi minuman Hawai belum kawin, dan jenjang pendidikan terakhir konsumen Hawai sebagian besar berpendidikan SMU atau sederajat.
4) Ditinjau dari segi produk, sebagian besar responden mengenal atau mengetahui minuman ringan Hawai antara 1 – 8 tahun. Ini menunjukkan bahwa minuman ringan Hawai cukup lama dikenal dan luas beredar di pasaran, sedangkan yang menjadi faktor pendorong bagi responden untuk mengkonsumsi minuman Hawai adalah kualitas dan rasa, kemudian jenis rasa minuman Hawai yang sering dibeli konsumen adalah rasa sarparilla dan rasa orange, dimana biasanya mereka mengkonsumsi minuman Hawai paling banyak 1 – 3 botol dalam satu minggu. Mengenai bentuk kemasan, sebagian besar responden menyatakan bahwa bentuk kemasan minuman Hawai biasa saja, tetapi mengenai simbol dan label sebagian besar responden menyatakan menarik sehingga mempengaruhi pembelian responden. Tidak semua responden terpengaruh karena penampilan simbol dan label tersebut, tapi sebagian lagi terpengaruh karena faktor kualitas/rasa dan faktor harga. Kemudian apabila terjadi kerusakan pada kemasan maupun isi dari produk tersebut, dapat ditukar/dikembalikan.
5) Ditinjau dari segi harga, sebagian besar responden menyatakan harga minuman ringan Hawai lebih mahal dari produk lain yang sejenis.
6) Ditinjau dari segi saluran distribusinya, sebagian besar responden menyatakan cukup mudah untuk mendapatkan minuman Hawai karena jarak tempat tinggal mereka dengan tempat penjualan minuman Hawai tidak terlalu jauh, sedangkan bila responden ingin membeli minuman Hawai ditempat biasa mereka membeli selalu tersedia.
7) Ditinjau dari segi promosi, sebagian besar responden memperoleh informasi mengenai adanya minuman Hawai melalui pengecer. Kemudian media promosi yang disarankan adalah melalui radio karena selain lebih praktis, biayanya juga lebih murah.

4.2 Saran-saran
1) Pihak perusahaan hendaknya lebih memperhatikan dan menjaga kualitas dari minuman ringan Hawai yang ada sekarang ini, karena sebagian besar responden memilih untuk mengkonsumsi minuman Hawai karena terdorong oleh faktor kualitas/rasa. Kemudian mengenai bentuk kemasan, sebaiknya dilakukan perubahan. Selama ini kita ketahui bentuk kemasan minuman Hawai hanya menggunakan botol dengan satu jenis ukuran saja, dan alangkah baiknya apabila minuman Hawai mempunyai beberapa jenis ukuran atau bentuk kemasannya, seperti halnya minuman Coca-cola, sehingga dapat memberikan daya tarik pada konsumen, memenuhi kebutuhan konsumen akan kuantitas dari minuman Hawai yang lebih praktis, dan juga akan memberikan peluang baru bagi perluasan pemasaran perusahaan karena dapat memasuki segmen dan pangsa pasar yang lebih baik dari sebelumnya.
2) Sebagian besar responden masih menganggap harga dari minuman Hawai mahal, maka hendaknya pihak perusahaan dapat menyesuaikan harga dan jangan terus menaikkan harga.
3) Dalam upaya meningkatkan penjualan, seharusnya perusahaan melakukan lagi kegiatan promosi berupa iklan. Dengan adanya promosi tersebut, masyarakat akan lebih mengetahui atau mengenal adanya produk minuman Hawai. Caranya bisa melalui radio atau cara lain.


Postingan Lama
 
© 2008 modified By zone-Template created by zone-Template